Implementasi Metode OMAX (Objective Matrix) pada Optimalisasi Produktivitas Olahan Kopi
Abstract
Produktivitas merupakan indikator penting dalam menilai efisiensi suatu
proses produksi, termasuk pada industri pengolahan kopi yang memiliki peran
strategis dalam mendukung perekonomian lokal di Jawa Timur. Namun, hingga
saat ini masih terdapat unit usaha pengolahan kopi seperti SKJ (Jember), DKB
(Bondowoso), dan BTS (Situbondo) yang belum melakukan pengukuran
produktivitas secara sistematis. Pengukuran produktivitas di ketiga unit tersebut
masih terbatas pada hasil output saja, tanpa mempertimbangkan efisiensi dari
penggunaan input seperti bahan baku, tenaga kerja, waktu kerja, dan sumber daya
energi lainnya. Hal ini menyebabkan kurangnya informasi yang komprehensif bagi
pemilik pengolahan kopi dalam mengambil keputusan perbaikan yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis fluktuasi produktivitas
pengolahan kopi serta memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi
pada tiga unit usaha pengolahan kopi lokal, yaitu SKJ (Jember), DKB
(Bondowoso), dan BTS (Situbondo).
Pengukuran produktivitas pada penelitin ini menggunakan metode
Objective Matrix (OMAX). Metode OMAX dipilih karena mampu
mengintegrasikan berbagai indikator kuantitatif menjadi satu sistem penilaian
terstandarisasi. Lima kriteria utama yang dianalisis meliputi jumlah bahan baku,
jumlah tenaga kerja, jam kerja, konsumsi bahan bakar, dan jumlah produk cacat.
Hasil analisis menunjukkan adanya fluktuasi produktivitas yang cukup signifikan
tiap bulan dan lokasi. SKJ (Jember) mencatat peningkatan produktivitas tertinggi
pada Agustus 2024 dan penurunan produktivitas terendah pada Juli 2024. DKB
mengalami performa peningkatan produktivitas terbaik di Agustus 2024, sementara
produktivitas terendah pada Juli 2023. Di sisi lain, BTS mencatat produktivitas
tertinggi pada Agustus 2023 dan penurunan produktivitas pada Agustus 2024.Perbedaan ini sangat dipengaruhi oleh faktor musim panen, serta penggunaan input
(penggunaan bahan baku, jumlah tenaga kerja, jumlah jam tenaga kerja, produk
cacat dan pemakaian bahan bakar) dalam menghasilan output pada tiap lokasi.
Selanjutnya, dilakukan analisis akar masalah menggunakan logic tree untuk
mengidentifikasi penyebab utama penurunan produktivitas. Berdasarkan hasil
tersebut, disusun rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan produktivitas.
Usulan perbaikan pengolahan kopi SKJ (Jember) adalah melakukan penggantian
mesin dan penjadwalan perawatan rutin karena penurunan produktivitas terbesar
ditemukan pada pemakaian bahan bakar berlebih pada mesih huller. Pengolahan
kopi DKB (Bondowoso), terdapat usulan perbaikan melakukan pemerataan beban
kerja dan penyesuaian jumlah tenaga kerja sesuai dengan ketersediaan bahan baku
musiman. Sementara itu, usulan perbaikan pengolahan kopi BTS (Situbondo)
adalah menyesuaikan jumlah tenaga kerja terhadap ketersedian bahan baku.
