Perancangan Alat Penanganan Limbah Gas Agroindustri
Abstract
Sektor industri di Indonesia memiliki peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi dengan mendorong produktivitas dan memberikan kontribusi signifikan.
Pertumbuhan industri mencakup berbagai sektor seperti manufaktur,
pertambangan, teknologi, tekstil, dan kimia, yang semuanya berkontribusi pada
perekonomian nasional. Namun, pertumbuhan industri yang pesat juga membawa
dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran tanah, udara, dan air
akibat limbah industri.
Industri manufaktur menggunakan proses pembakaran untuk mengubah
bahan baku menjadi produk jadi, menghasilkan emisi berbahaya seperti karbon
monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Karbon monoksida dihasilkan dari
pembakaran yang tidak sempurna, sedangkan pembakaran sempurna menghasilkan
karbon dioksida. Kedua gas ini berbahaya jika dihirup dalam jumlah berlebihan,
sehingga diperlukan upaya pengendalian emisi yang serius. Untuk mengatasi
masalah ini, diperlukan penerapan teknologi bersih, pengawasan ketat, dan
pematuhan regulasi lingkungan. Salah satu teknologi efektif yang digunakan adalah
wet scrubber, yang menyemprotkan cairan ke dalam gas buang untuk menangkap
dan menghilangkan partikel beracun. Penerapan teknologi ini, terutama di sektor
agroindustri, dapat membantu mengurangi polusi udara dan menjaga kesehatan
lingkungan serta masyarakat sekitar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat penanganan limbah gas
untuk agroindustri dan menganalisis kandungan udara (HCHO, TVOC, PM2.5,
PM10, CO, CO2) setelah limbah gas mendapat perlakuan dari alat penanganan
asap. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penurunan kandungan
senyawa dalam asap pembakaran dan sifat senyawa setelah perlakuan. Harapannya,
penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengembangan lebih lanjut dan
aplikasinya di masyarakat. Penelitian ini dimulai dengan merancang desain alat
penanganan limbah gas yang terdiri dari tiga jenis wet scrubber: water sprayer wet
scrubber, water trap wet scrubber, dan kombinasi keduanya. Pengujian dilakukan
menggunakan bahan pembakaran berupa ampas tebu dan sampah halaman, dengan air sebagai media penangkap senyawa limbah gas. Data yang diambil meliputi
jumlah senyawa gas (HCHO, TVOC, PM2.5, PM10, CO, CO2) dan nilai air (pH
dan TDS). Analisis data dilakukan menggunakan uji ANOVA.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat penanganan limbah gas (wet
scrubber) efektif dalam menurunkan kandungan senyawa limbah gas. Metode water
sprayer dan kombinasi lebih cepat menurunkan senyawa limbah gas dibandingkan
metode water trap. Namun, ada beberapa bagian alat yang perlu diperbaiki, seperti
pipa blower untuk perlakuan water trap yang perlu dibuat lebih berongga agar
partikel udara kotor lebih banyak yang tertangkap. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah alat penanganan limbah gas (wet scrubber) dapat digunakan oleh industri
kecil hingga besar untuk mengurangi emisi limbah gas sebelum dibuang ke udara.