Deteksi Aroma Bakso Sapi dan Bakso Babi Menggunakan Electronic Nose Berbasis Sensor MQ3 dan MQ5 pada Berbagai Tingkat Suhu Pemanasan
Abstract
Daging sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Bakso merupakan salah satu makanan olahan berbahan dasar daging yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Bakso yang banyak dijual bisanya berbahan dasar daging sapi dan daging ayam. Daging sapi dan produk olahannya seperti bakso daging sapi merupakan produk pangan yang sangat rawan untuk dipalsukan. Sehingga status kehalalanya dapat dipengaruhi oleh adanya pencampuran dengan daging non-halal seperti daging babi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil aroma bakso daging sapi dan daging babi dengan menggunakan electronic nose berbasis MQ3 dan MQ5. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua faktor yaitu suhu pemanasan dan jenis bakso. Suhu pemanasan yang digunakan yaitu suhu (40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 110, 120)˚C. Jenis bakso yang digunakan ada 2 yaitu bakso daging sapi dan bakso daging babi.
Berdasarkan hasil penelitian sensor MQ3 dapat mendeteksi gas LPG, heksana, benzen, dan alkohol. Konsentrasi gas tertinggi dari sensor MQ3 adalah gas LPG. Sensor MQ5 dapat mendeteksi gas dari konsentrasi tertinggi ke rendah yaitu gas alkohol, CO, H2, CH4, dan LPG. Konsentrasi gas tertinggi dari sensor MQ5 adalah gas alkohol. Suhu terbaik untuk proses sensing bakso sapi dan bakso babi adalah suhu 70˚C. Berdasarkan hasil analisis PCA, profil aroma bakso sapi dan bakso babi dapat dibedakan yang dibuktikan dengan terpisahnya titik-titik volatil antara keduanya serta nilai signifikansi 100%.