Karakteristik Fisika dan Kimia Briket dari Sabut Kelapa dengan Tepung Tapioka sebagai Perekat
Abstract
Potensi limbah sabut kelapa yang sedemikian melimpah belum terolah
sepenuhnya. Berdasarkan hal tersebut salah satu alternatif untuk memanfaatkan
limbah sabut kelapa dapat diolah menjadi bahan bakar. Salah satunya dengan
mengkonversikan menjadi briket. Kualitas briket yang baik adalah briket yang
memenuhi standart mutu briket yang sesuai dengan SNI 01-6235-2000 yaitu tidak
kurang dari 5000 kal/g. Variabel perlakuan dalam pembuatan briket sabut kelapa
yaitu jumlah pemberian bahan perekat tepung tapioka dengan beberapa dosis yaitu
2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15%. Analisis data dilakukan menggunakan uji
statistik anova satu faktor untuk mengetahui perbedaan nyata antara perlakuan
kadar arang sabut kelapa dalam komposisi briket terhadap karakteristiknya yang
meliputi kadar air, kadar abu, nilai kalor, laju pembakaran, dan suhu pembakaran.
Jika hasil uji anova satu faktor terjadi perbedaan nyata, dilakukan uji lanjutan
dengan uji Tukey untuk mengetahui pasangan perlakuan yang berbeda nyata.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kadar arang sabut kelapa
berpengaruh nyata terhadap karakteristiknya, kecuali laju dan suhu pembakaran.
Hasil briket terbaik pada penelitian ini berdasarkan keenam perlakuan penambahan
tepung tapioka yaitu nilai kadar air terendah sebesar 4,25% pada perlakuan 1, kadar
abu terendah sebesar 6,42% pada perlakuan 6, nilai kalor tertinggi 5913,35 kal/g
pada perlakuan 6, laju pembakaran tertinggi 0,158 g/menit pada perlakuan 6 dan
suhu pembakaran tertinggi 260,52°C. Penentuan komposisi briket sabut kelapa
terbaik menggunakan metode scoring yaitu terdapat pada perlakuan 6 dengan dosis
perekat 15%.