Karakteristik Sensori, Kimia, dan Analisis Finansial Usaha Getuk Kering Dua Warna sebagai Inovasi Camilan Berbasis Pangan Lokal
Abstract
Getuk merupakan makanan semi basah masih mempunyai kadar air yang
cukup tinggi sehingga mudah basi, dengan adanya inovasi produk yang diolah
melalui proses pengovenan tentu dapat menjadikan produk getuk memiliki umur
simpan yang lebih lama. Getuk kering dua warna merupakan sebuah inovasi
camilan lokal yang terbuat dari singkong melalui tahap persiapan bahan,
pengukusan, penghancuran, pencampuran bahan tambahan, pencetakan, serta
pengovenan. Permasalahan yang terjadi yaitu produk getuk kering dua warna yang
masih tergolong produk baru dan belum dikomersialisasikan. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sensori, karakteristik kimia,
dan menganalisis kelayakan finansial usaha getuk kering dua warna untuk
mengetahui apakah usaha tersebut layak dijalankan secara ekonomi.
Penelitian ini menggunakan perlakuan perbedaan konsentrasi mocaf dan
jenis perisa (strawberry dan pandan). Adapun parameter yang diamati yaitu: (1)
mutu sensori secara hedonik dan deskriptif menggunakan metode Rate-All-That-
Apply oleh 60 panelis tidak terlatih; (2) mutu kimia dari sampel perlakuan terbaik;
dan 3) analisis kelayakan usaha yang meliputi beberapa kriteria seperti Break Even
Point (BEP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C
ratio, dan Payback Period (PP).
Hasil penelitian menunjukkan sampel S1 dominan pada atribut sensori
warna merah muda, tekstur renyah, rasa manis, gurih, dan sweet aftertaste. Sampel
S3 dominan pada aroma strawberry, aroma khas mocaf, dan cassava-like aftertaste.
Sampel P1 dominan pada atribut sensori warna hijau, tekstur renyah, rasa manis,
gurih, dan sweet aftertaste. Sampel P3 dominan pada aroma pandan, aroma khas
mocaf, dan cassava-like aftertaste. Sampel S2 dan P2 tidak dominan pada atribut
sensori apapun. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa sampel getuk
kering perlakuan S1 dan P1 (konsentrasi mocaf 5%) lebih disukai panelis
berdasarkan atribut warna, tekstur, rasa, dan keseluruhan (overall). Sampel
perlakuan terbaik S1 dan P1 mempunyai hasil uji proksimat berupa kadar air
masing-masing sebesar 2,95% dan 4,19%, kadar abu sebesar 2,15% dan 2,11%, kadar lemak 13,21% dan 12,78%, kadar protein sebesar 0,88% dan 0,91%, serta
kadar karbohidrat sebesar 80,81% dan 80,05%. Hasil analisis kelayakan finansial
menunjukkan bahwa unit usaha getuk kering dua warna dapat dikatakan layak
untuk dijalankan dan dikembangkan pada periode waktu 5 tahun karena semua
aspek finansial pada unit bisnis ini telah memenuhi kriteria penilaian kelayakan,
yaitu dapat mencapai titik impas (BEP) pada jumlah produksi 6.697 unit atau hasil
penjualan sebesar Rp80.364.000,00, nilai NPV sebesar Rp114.278.659,46, nilai
IRR sebesar 91,92%, nilai net B/C ratio sebesar 1,22, dan waktu pengembalian
biaya investasi (payback period) selama 1 tahun 3 bulan 10 hari.