Efektivitas Hand Sanitizer Ekstrak Daun Sirih Bentuk Spray dan Gel Sebagai Antiseptik Alami
Abstract
Makan tanpa menggunakan alat makan seperti sendok dan garpu masih
banyak ditemukan di kalangan masyarakat . Kondisi tersebut menyebabkan pelaku
jasa boga atau kuliner menyediakan wastafel ataupun air di dalam baskom untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Mencuci tagan sebagai tindakan
sanitasi dilakukan dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air
dan sabun atau handrub. Upaya yang telah dilakukan untuk membersihkan tangan
diantaranya adalah menggunakan sabun pencuci tangan atau gel antiseptic (hand
sanitizer). Sediaan gel hand sanitizer umumnya diformulasikan dengan
penambahan kadar alkohol sebesar 60-85%. Alkohol berfungsi untuk membunuh
bakteri, jamur atau virus yang ada pada tangan. Penggunaan golongan alkohol
sebagai bahan aktif ada gel antiseptic tangan memiliki keterbatasan yaitu tidak
dapat digunakan pada bagian kulit yang terluka, bersifat mudah terbakar, pada
pemakaian berulang dapat menyebabkan kekeringan dan iritasi pada kulit. Oleh
karena itu, diperlukan upaya untuk menggantikan bahan sanitizer alkohol dengan
bahan alami yang lebih aman. Bahan alami yang memiliki kemampuan antiseptic
(antibakteri) diantaranya adalah ekstrak daun sirih.
Tanaman sirih (Piper betle L.) mempunyai daya antibakteri yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat atau hand sanitizer. Daya antibakteri minyak atsiri daun
sirih hijau (Piper betle L.) disebabkan oleh senyawa kavikol yang dapat
mendenaturasi protein sel bakteri. Bentuk hand sanitizer yang dijual di pasaran
terdapat dua jenis, yaitu spray dan gel. Kedua jenis hand sanitizer tersebut memiliki
fungsi yang sama dengan viskositas yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini yaitu
mengetahui pengaruh variasi penambahan ekstrak daun sirih terhadap karakteristik
fisik dan mikrobiologi hand sanitizer ekstrak daun sirih dan mengetahui formulasi
komposisi optimum ekstrak daun sirih ke dalam sediaan hand sanitizer.
Penelitian ni menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) factorial
dengan menggunakan dua faktor, yaitu konsentrasi penambahan ekstrak daun sirih
(A) dan jenis sediaan (B) hand sanitizer. Parameter yang diamati dalam penelitian
ini yaitu uji Ph, uji daya sebar, uji daya antiseptik, dan uji organoleptik meliputi
warna, bau dan bentuk. Data hasil penelitian diolah dengan aplikasi SPSS versi 20
menggunakan metode ANOVA dan dilanjut uji Duncan’s Multiple Range Test
(DMRT) pada taraf signifikan 5%.
Hasil penelitian ini menunjukan nilai pH tertinggi yaitu hand sanitizer gel
konsentrasi ekstrak 5% sebesar 9,615, sedangkan nilai pH terendah yiatu hand
sanitizer spray konsentrasi ekstrak 20% sebesar 5,8. Nilai daya sebar tertinggi yaitu
hand sanitizer gel konsentrasi ekstrak 20% sebesar 7,55 cm, sedangkan nilai daya
sebar terendah yaitu hand sanitizer gel konsentrasi ekstrak 5% sebesar 6,1 cm. Nilai
tertinggi pada uji sanitasi adalah hand sanitizer dengan jumlah koloni yang terlalu
banyak untuk dihitung (TBUD), sedangkan nilai terendahnya adalah hand sanitizer
spray konsentrasi ekstrak 20% sebesar 2 koloni. Pada uji organoleptik warna, nilai
tertinggi adalah hand sanitizer spray konsentraksi ekstrak 5% sebesar 79,2%,
sedangkan nilai terendah adalah hand sanitizer gel konsentrasi ekstrak 20%. Uji
organoleptik aroma nilai tertinggi adalah hand sanitizer spray konsentrasi ekstrak
20% sebesar 64,98%, sedangkan nilai terendahnya adalah hand sanitizer gel
konsentrasi ekstrak 5% sebesar 48,8%. Uji organoleptik kekentalan dengan nilai
tertinggi adalah hand sanitizer spray konsentrasi ekstrak 5% sebesar 72%,
sedangkan nilai terendah adalah hand sanitizer gel konsentrasi ekstrak 20% sebesar
60%.
Formulasi optimum berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adalah
hand sanitizer spray konsentrasi ekstrak 20%. Formulasi ini telah sesuai dengan
SNI 06-2588 mutu detergen sintetik pembersih tangan 1992. Penambahan ekstrak
daun sirih pada hand sanitizer gel dan spray tidak berpengaruh nyata terhadap
karaktersitik fisik dan mikrobiologi. Karakteristik hand sanitizer dapat dilihat dari
nilai pH, daya sebar dan aktivitas antibakteri.