Analisis Nilai Tambah dan Profitabilitas Agroindustri Gula Merah (Studi kasus : UMKM Gula Merah Rejoagung)
Abstract
Gula merah merupakan salah satu bahan pangan yang dibuat dari nira palma
termasuk kelapa dan aren. Permintaan gula merah semakin meningkat karena
bertambahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan mengurangi
konsumsi gula pasir dan menggantikannya dengan gula merah. (Pertiwi, 2015).
Agroindustri gula merah saat ini mempunyai peran yang cukup bagus di masyarakat
dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga pembuat gula
merah itu sendiri serta masyarakat sekitar. Kabupaten Banyuwangi adalah daerah
di Jawa Timur yang mempunyai potensi dalam pengembangan gula merah.
Produksi Gula merah kelapa di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2021 mencapai
lebih dari 2.144 ton per tahun. Agroindustri gula merah di Kecamatan Srono
berjumlah 11 usaha rumahan dengan skala kecil yang produksinya sempat berhenti
akibat adanya Covid-19. Salah satu agroindustri yang masih bertahan ditengah
pandemic Covid-19 hingga saat ini adalah UMKM Gula Merah Rejoagung. Harga
jual gula merah kelapa pada UMKM Gula Merah Rejoagung sempat memperoleh
harga tertinggi yaitu Rp.17.000,00 per-Kg, namun saat ini harga gula merah kelapa
mencapai Rp.11.000,00 per-Kg. Menurun nya nilai jual tersebut dipengaruhi oleh
adanya Covid-19 karena menurunnya kebutuhan konsumen mengenai gula merah
kelapaselain itu juga dipengaruhi oleh kualitas gula merah kelapa yang menurun
seperti, warna yang kurang pekat, tekstur yang lunak dan mudah mencair. Dalam
pengolahannya UMKM Gula Merah Rejoagung masih menggunakan teknologi
tradisional.
Penelitian ini bertujuan (1) menghitung nilai tambah pengolahan nira kelapa
menjadi gula merah pada UMKM Gula Merah Rejoagung (2) menghitung
profitabilitas pengolahan nira kelapa menjadi gula merah pada UMKM Gula Merah.
Rejoagung (3) menyusun strategi untuk meningkatkan besarnya nilai tambah pada
agroindustri gula merah pada UMKM Gula Merah Rejoagung.
Penelitian dilakukan dalam tiga tahap dalam jangka waktu 30 hari. Pada
tahap pertama dilakukan pengambilan data yang sesuai dengan analisis nilai tambah
kemudian melakukan perhiyngan dengan metode Hayami, pada tahap kedua
dilakukan pengambilan data sesuai dengan profitabilitas kemudian melakukan
perhitungan, dan tahap ketiga memberikan rekomendasi untuk meningkatkan nilai
tambah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) nilai tambah yang diperoleh dari
pengolahan 480 lt nira kelapa menjadi gula merah dalam satu kali produksi adalah
sebesar Rp 1.580/lt atau sebesar 68,95% dari nilai produk. Rasio nilai tambah yang
didapatkan pada agroindustri UMKM Gula Merah Rejoagung termasuk dalam
kategori nilai tambah tinggi yaitu 68,95% yang menunjukkan bahwa nilai tersebut
lebih dari 40%. (2) Dari perolehan hasil perhitungan pada UMKM Gula Metah
Rejoagung didapati nilai MIR (Marginal Income Ratio) sebesar 42,7% yang
menunjukkan bahwa setiap satu kali produksi UMKM Gula Merah Rejoagung
mampu memberikan 42,7% dari hasil penjualannya, untuk menutupi biaya tetap
usaha dan mendapatkan keuntungan. Sedangkan MOS (Margin Of Safety) adalah
sebesar 83,02 % yang menunjukkan batas penurunan tingkat penjualan gula merah
agar UMKM Gula Merah Rejoagung tidak mengalami kerugian. Sehingga tingkat
profitabilitas yang diperoleh oleh agroindustri UMKM Gula Merah Rejoagung
adalah sebesar 83,02%. Hal ini menunjukkan bahwa apabila usaha tersebut mampu
menjual seluruh hasil produksi, maka laba atau profit yang akan diperoleh adalah
sebesar 83,02%. (3) Meningkatkan kualitas bahan baku yang digunakan merupakan
alternatif yang memiliki bobot tertinggi, sehingga menjadi strategi yang memiliki
prioritas utama yang harus diterapkan dalam meningkatkan nilai tambah pada
UMKM Gula Merah Rejoagung.