Pengembangan Fermentasi Kopi Rakyat Jenis Arabika Gunung Argopuro dengan Isolat Bakteri Asam Laktat Bebas dan Amobil dalam Matriks Maltodekstrin
Abstract
Fermentasi merupakan salah satu penentu mutu biji kopi pasca panen.
Fermentasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu proses pengolahan basah, semi basah
dan kering. Fermentasi bertujuan untuk melepaskan lapisan lendir yang melekat pada
kulit tanduk, memecah komponen lapisan lendir yaitu protopektin, gula dan asamasam serta alkohol, sehingga lapisan lendir terlepas dari kulit tanduknya. Faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi kopi diantaranya adalah jumlah inokulum bakteri,
lama fermentasi, substrat (medium), suhu, oksigen, air dan tingkat keasaman (pH).
Jumlah inokulum bakteri dan lamanya masa fermentasi yang paling menentukan
kualitas kopi. Kurangnya mikroorganisme pada saat fermentasi akan mengakibatkan
fermentasi tidak sempurna atau tidak merata, penambahan inokulum disarankan
untuk memperbaiki mutu fisik dan cita rasa kopi arabika karena mengubah
keseimbangan populasi mikroorganisme yang berperan dalam fermentasi sehingga
proses dan hasil fermentasi akan berubah. Penambahan mikroba secara langsung
tanpa adanya perlakuan cukup sulit diterapkan karena kurangnya alat di lapang serta
mudahnya mikroba terkontaminasi ataupun mati. Oleh sebab itu kita dapat
menggunakan metode enkapsulasi membantu memisahkan material inti dengan
lingkungannya. Bahan pembungkus yang dapat kita gunakan dalam enkapsulasi yaitu
maltodekstrin, dimana bahan ini memiliki viskositas yang rendah pada rasio yang
banyak, tidak memiliki rasa, larut dengan baik dalam air, sifat higroskopis yang
rendah serta memiliki harga yang ekonomis. Penelitian ini dilakukan dengan
mengolah kopi menggunakan metode fermentasi yang berbeda dengan tujuan untuk
mengetahui dan meningkatkan karakter mutu fisik dan kimia kopi serta citarasa kopi.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Hasil
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Bahan utama yang
digunakan adalah buah kopi arabika matang yang diperoleh dari perkebunan rakyat
di Desa Durjo, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember dan isolat BAL yang
diisolasi dari fermentasi kopi arabika Ijen-Raung, Bondowoso. Metode fermentasi
yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 cara diantaranya Fermentasi kopi alami
tanpa pencucian, Fermentasi kopi alami dengan pencucian, Fermentasi kopi tanpa
pencucian + starter cair dan Fermentasi kopi tanpa pencucian + starter terenkapsulasi.
Parameter yang diamati meliputi perhitungan tingkat keasaman (pH) kopi selama
fermentasi, perubahan suhu selama fermentasi, perhitungan total BAL, kapang,
khamir (Fardiaz, 1992), kadar kafein, kandungan gula reduksi, kadar air, serta uji
mikrobiologis selama fermentasi kemudian data yang diperoleh akan dianalisis secara
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan starter pada proses
fermentasi berpengaruh terhadap mutu fisik kopi . Biji kopi berwarna coklat dengan
perlakuan fermentasi kopi tanpa pencucian ditambah starter cair (FB) memiliki nilai
cacat terendah yaitu 2,17% dan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan perlakuan
fermentasi kopi tanpa pencucian ditambah starter terenkapsulasi (FC) dengan nilai
43,%, sedangkan untuk final score pada uji citarasa berturut-turut yaitu F0= 82,63,
FA=83,35 FB=83,35 dan FC= 84,5. Final score tertinggi yaitu pada sampe FC
dengan total nilai 84,5. Hal ini menunjukkan penambahan starter pada proses
fermentasi kopi berpengaruh terhadap citarasa yang dihasilkan.