Kajian Pengembangan Agrotechnopreneurship Berbasis Potensi Sektor Pertanian di Kabupaten Jember
Abstract
Pengangguran dan masalah ketenagakerjaan menjadi perhatian utama di
setiap daerah terutama di Kabupaten Jember. Tercatat pengangguran di Kabupaten
Jember terus mengalami kenaikan dari tahun 2019 sampai dengan 2021. Potensi
tenaga kerja semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah lulusan perguruan
tinggi di Kabupaten Jember terutama di Universitas Jember. Salah satu upaya
solutif yang dapat dilakukan guna menangani masalah pengangguran dan
ketenagakerjaan di Kabupaten Jember adalah dengan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan melalui kegiatan agrotechnopreneurship. Agrotechnopreneurship
merupakan kemampuan mengelola hasil pertanian dengan memanfaatkan teknologi
dan mengedepankan inovasi dalam pengembangan bisnisnya. Agar kegiatan
agrotechnopreneurship dapat berjalan lebih efektif maka diperlukan pengkajian
terlebih dahulu mengenai jenis produk, nilai tambah, peluang pasar, dan kelayakan
finansial produk-produk agrotechnopreneurship.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi produk-produk
inovatif berbasis potensi sektor pertanian di Kabupaten Jember yang dapat
dikembangkan menjadi kegiatan agrotechnopreneurship (2) menentukan produk produk inovatif yang berpotensi dalam pengembangan agrotechnopreneurship
potensial di Kabupaten Jember (3) menganalisis nilai tambah produk-produk
agrotechnopreneurship potensial (4) menganalisis peluang pasar produk-produk
agrotechnopreneurship potensial (5) menganalisis kelayakan finansial usaha
produk agrotechnopreneurship potensial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) identifikasi dan inventarisasi
produk menghasilkan 93 produk agrotechnopreneurship (2) hasil pemilihan
produk-produk agrotechnopreneurship unggulan antara lain: tepung mocaf, saus
cabai, briket tempurung, kefir susu sapi, dan abon ikan lele (3) hasil perhitungan
nilai tambah adalah pada produk tepung mocaf menghasilkan nilai tambah sebesar
Rp 1.574/kg, pada produk saus cabai menghasilkan nilai tambah sebesar Rp
4.619/kg, pada produk briket tempurung kelapa menghasilkan nilai tambah sebesar
Rp 11.083/kg, pada produk kefir susu sapi menghasilkan nilai tambah sebesar Rp
23.639/liter, dan pada produk abon ikan lele menghasilkan nilai tambah sebesar Rp
42.855/kg (4) hasil perhitungan permintaan produk-produk agrotechnopreneurship
menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya (5) hasil analisis finansial pada
produk-produk agrotechnopreneurship unggulan dinyatakan layak untuk
dijalankan. Masing-masing produk memiliki hasil perhitungan yang sesuai dengan
kriteria layak yang telah ditentukan