Identifikasi Potensi Hurdle Technology pada Penanganan Ayam Potong
Abstract
Secara umum dikenal dua jenis daging ayam, yaitu ayam potong (Broiler) dan
ayam kampung (Buras). Tiap jenis daging ayam memiliki kelebihan dan kekurangan.
Ayam kampung sebenarnya lebih disukai oleh masyarakat karena lemaknya rendah,
tetapi harganya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ayam potong. Ayam potong
juga memiliki beberapa keunggulan seperti; daging relatif lebih besar, harga cukup
teijangkau, dapat dikonsumsi segala lapisan masyarakat dan cukup banyak tersedia
dipasaran. Beragamnya mutu karkas disebabkan kerusakan selama proses
pemotongan sebesar 10-20% dan kerusakan akibat memar 90%. Beberapa faktor lain
penentu mutu karkas adalah; perlakuan selama transportasi (kasar, boks terlalu padat,
waktu terlalu lama) dan proses pemotongan (perlakuan kasar, penirisan darah kurang
sempurna, pencabutan bulu kurang bersih atau pencucian kurang bersih) dan faktor
genetik (Triyanti, 2000). Disamping itu daging ayam broiler akan cepat rusak karena
tidak dilakukan perlakuan pengawetan. Untuk memperpanjang daya simpannya,
kebanyakan industri ayam potong yang ada di Indonesia menambahkan pengawet
atau bahan kimia yang diijinkan tetapi dosisnya berlebihan atau bahkan menggunakan
bahan kimia yang sebenarnya dilarang untuk makanan. Oleh sebab itu perlu
dikembangkan teknologi pengolahan pangan yang mudah diadopsi oleh industri
pangan berskala menengah ke bawah tanpa harus merubah alur proses yang biasa
dilakukan, sehingga dapat memberikan jaminan keamanan bagi konsumen. Teknologi
yang layak dikembangkan tersebut adalah proses penanganan ayam potong melalui
penerapan hurdle technology, yaitu dengan mengoptimalkan kombinasi faktor-faktor
pengawetan sehingga diperoleh produk dengan performa yang lebih baik, aman dan
lebih panjang umur simpannya. Dalam upaya pengembangannya, perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu mengenai tahapan penanganan ayam potong yang diduga
berpotensi hurdle. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi
hurdle pada penanganan ayam potong sebagai dasar pengembangan hurdle
technology lebih lanjut dan mengetahui karakteristik fisik, khemis, sensoris dan daya
simpan ayam potong yang dilakukan oleh home industry.
Sampling panelitian ini dilakukan pada home industry ayam potong, sampel
diambil dari 3 home industry. Selanjutnya diamati secara seksama setiap tahapan
proses mulai dari proses awal dari pemilihan ayam hingga penanganan di tempat
display dan penyimpanan serta penanganan selama peyimpanan. Penelitian dilakukan
di Laboraturium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi
Pengolahan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli
2009. Penelitian dimulai dengan mengamati tahapan penanganan ayam potong yang
dilakukan pada tiga home industry. Samping 1 diambil dari tahap pencabutan dan
pembersihan bulu atau daging segar yang siap dipasarkan. Sampling 2 diambil dari
ayam potong sisa atau yang tidak laku dan dilakukan penyimpanan pada freezing,
untuk diamati sifat fisikokimianya. Data hasil penelitian akan diploting dalam bentuk
tabel atau histogram, dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahapan penanganan ayam potong
yang dapat berpotensi hurdle adalah tahapan pencelupan dalam air panas, pencucian,
dan sanitasi. Dalam treatment penyimpanan ayam potong disimpan dalam freezer.