Analisis Pengaruh Pemberian Variasi Dosis Perekat Tepung Tapioka dalam Pembuatan Briket Arang dari Kulit Durian (Durio zibethinus Murray)
Abstract
Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari bahan organik. Salah satu pemanfaatannya adalah briket arang. Salah satu bahan baku briket arang yang potensial adalah limbah dari buah durian (Durio zibethinus Murray). Produksi durian di Indonesia pada tahun 2013 adalah provinsi Jawa Timur sebesar 158.344 ton. Buah durian yang bisa dimakan hanya sekitar 20-35% daging buahnya, sisanya 60-75% berupa kulit, dan 5-15% berupa biji. Pemanfaatan limbah kulit durian sebagai bahan bakar kompor hanya menghasilkan nilai kalor sebesar 3.786,95 kal/g, namun jika dijadikan briket arang menjadi 5.152 kal/g. Pada penelitian ini variabel perlakuan dalam pembuatan briket arang kulit durian adalah variasi dosis perekat tepung tapioka yang terdapat pada 3 perlakuan yaitu A, B dan C, dengan tiga variasi dosis yaitu 3%, 5%, dan 7%. Perekat tepung tapioka dibuat menggunakan campuran air dengan perbandingan 1:5. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Anova satu arah terhadap beberapa karakteristik (kadar air, kadar abu, nilai kalor, laju pembakaran dan suhu pembakaran). Dari hasil penelitian ini didapatkan kadar air variabel pengamatan briket terendah pada perlakuan A sebesar 1,53%, kadar abu terendah pada perlakuan A sebesar 9,18%, nilai kalor tertinggi terdapat pada perlakuan C sebesar 5515 kal/g , laju pembakaran tertinggi pada perlakuan C sebesar 0,26 g/menit, dan suhu pembakaran tertinggi pada perlakuan C sebesar 187,79 °C. Komposisi briket terbaik terdapat pada perlakuan C dengan kadar perekat 7%.