Penentuan Indeks Pencemaran Kualitas Air Sungai Bedadung Kabupaten Jember Menggunakan Metode IP dan NSF-WQI (Segmen Kecamatan Rambipuji-Puger)
Abstract
Kecamatan Rambipuji-Puger merupakan daerah yang dilewati oleh aliran
Sungai Bedadung. Berdasarkan BPS Kabupaten Jember (2019) tiga kecamatan
tersebut merupakan daerah padat penduduk. Hal tersebut berpotensi terhadap
pencemaran air Sungai Bedadung. Terdapat banyak kegiatan masyarakat yang
membuang limbahnya langsung pada Sungai Bedadung seperti limbah domestik,
industri dan pertanian. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember No 1
tahun 2015, Kecamatan Rambipuji merupakan daerah PPK (Pusat Pelayanan
Kegiatan), Kecamatan Balung merupakan daerah PKLp (Pusat Kegiatan Lokal
Promosi) dan Kecamatan Puger merupakan daerah PPL (Pusat Pelayanan
Lingkungan). Berdasarkan fungsinya, setiap wilayah memiliki beberapa fungsi
yang sama yaitu pada jasa pariwisata dan pertanian. Kebutuhan bahan baku air
untuk jasa pariwisata dan pertanian harus sesuai dengan standar baku mutu air
kelas 2 (Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2021). Menurut Novita dkk. (2021)
mengatakan bahwa status kualitas air Sungai Bedadung saat ini masih berada di
dalam kelas 3. Tujuan penelitian ini untuk memantau status mutu air dari waktu
ke waktu pada Sungai Bedadung. Penelitian ini menggunakan dua metode indeks
kualitas air yaitu IP dan NSF-WQI (National Sanitation Foundation Water
Quality Index) . Metode IP digunakan karena menjadi anjuran pada Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003. NSF-WQI dipakai karena
metode ini memiliki kesamaan dengan metode IP yaitu dapat digunakan pada data
tunggal.
Penelitian dilakukan di Sungai Bedadung segmen Kecamatan RambipujiPuger Kabupaten Jember Jawa Timur pada Desember 2021 sampai Februari 2022.
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan didapat kesimpulan sebagai
berikut. Pada analisis kualitas air didapat parameter yang tidak memenuhi standar
baku mutu adalah total fosfat pada ke 4 titik yang diakibatkan dari limpasan air
irigasi, TSS pada titik 4 yang diakibatkan tingginya tingkat erosi pada Sungai
Bedadung karena jenis tanah DAS Bedadung yaitu latosol, andosol dan regosol
dan fecal coliform pada titik 3 diakibatkan karena limbah domestik yang tinggi
seperti pembuangan limbah peternakan langsung pada badan sungai. Status mutu
pada Sungai Bedadung dengan menggunakan metode IP mendapatkan rentang
nilai 1,96-4,70 dan tergolong pada kategori tercemar ringan yang artinya tidak
memenuhi baku mutu kelas 2. Pada metode NSF-WQI mendapatkan rentang nilai
54-61 dan tergolong pada kategori sedang.