Show simple item record

dc.contributor.authorFIRMASYAH, Jefri Wahyudi
dc.date.accessioned2022-10-11T05:58:29Z
dc.date.available2022-10-11T05:58:29Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.nim181710201091en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110063
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 11 Oktober 2022en_US
dc.description.abstractKecamatan Rambipuji-Puger merupakan daerah yang dilewati oleh aliran Sungai Bedadung. Berdasarkan BPS Kabupaten Jember (2019) tiga kecamatan tersebut merupakan daerah padat penduduk. Hal tersebut berpotensi terhadap pencemaran air Sungai Bedadung. Terdapat banyak kegiatan masyarakat yang membuang limbahnya langsung pada Sungai Bedadung seperti limbah domestik, industri dan pertanian. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Jember No 1 tahun 2015, Kecamatan Rambipuji merupakan daerah PPK (Pusat Pelayanan Kegiatan), Kecamatan Balung merupakan daerah PKLp (Pusat Kegiatan Lokal Promosi) dan Kecamatan Puger merupakan daerah PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan). Berdasarkan fungsinya, setiap wilayah memiliki beberapa fungsi yang sama yaitu pada jasa pariwisata dan pertanian. Kebutuhan bahan baku air untuk jasa pariwisata dan pertanian harus sesuai dengan standar baku mutu air kelas 2 (Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2021). Menurut Novita dkk. (2021) mengatakan bahwa status kualitas air Sungai Bedadung saat ini masih berada di dalam kelas 3. Tujuan penelitian ini untuk memantau status mutu air dari waktu ke waktu pada Sungai Bedadung. Penelitian ini menggunakan dua metode indeks kualitas air yaitu IP dan NSF-WQI (National Sanitation Foundation Water Quality Index) . Metode IP digunakan karena menjadi anjuran pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003. NSF-WQI dipakai karena metode ini memiliki kesamaan dengan metode IP yaitu dapat digunakan pada data tunggal. Penelitian dilakukan di Sungai Bedadung segmen Kecamatan RambipujiPuger Kabupaten Jember Jawa Timur pada Desember 2021 sampai Februari 2022. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan didapat kesimpulan sebagai berikut. Pada analisis kualitas air didapat parameter yang tidak memenuhi standar baku mutu adalah total fosfat pada ke 4 titik yang diakibatkan dari limpasan air irigasi, TSS pada titik 4 yang diakibatkan tingginya tingkat erosi pada Sungai Bedadung karena jenis tanah DAS Bedadung yaitu latosol, andosol dan regosol dan fecal coliform pada titik 3 diakibatkan karena limbah domestik yang tinggi seperti pembuangan limbah peternakan langsung pada badan sungai. Status mutu pada Sungai Bedadung dengan menggunakan metode IP mendapatkan rentang nilai 1,96-4,70 dan tergolong pada kategori tercemar ringan yang artinya tidak memenuhi baku mutu kelas 2. Pada metode NSF-WQI mendapatkan rentang nilai 54-61 dan tergolong pada kategori sedang.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Skripsi : Dr. Elida Novita, S.TP., M.T., IPM.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectPENCEMARANen_US
dc.subjectKUALITAS AIR SUNGAI BEDADUNGen_US
dc.subjectMETODE IPen_US
dc.subjectNSF-WQIen_US
dc.titlePenentuan Indeks Pencemaran Kualitas Air Sungai Bedadung Kabupaten Jember Menggunakan Metode IP dan NSF-WQI (Segmen Kecamatan Rambipuji-Puger)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiTeknik Pertanianen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Elida Novita, S.TP., M.T., IPM.en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record