Karakteristik Mutu Susu Sapi Pasteurisasi Tertambah Kayu Manis pada Penyimpanan Suhu Ruang dan Kulkas
Abstract
Susu merupakan bahan pangan yang mengandung zat-zat nutrisi yang utama
bagi manusia yakni protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Kandungan
air dari susu segar mencapai 84-89%, lemak 3,9%, protein 3,4%, laktosa 4,8% dan
mineral 0,72%, vitamin larut lemak seperti A, D, E, K dan vitamin larut air seperti
vitamin B. Kerusakan susu meliputi komponen fisik, kimia, dan mikrobiologi.
Namun kerusakan susu akibat faktor mikrobiologi menjadi penyebab utama, hal
ini diakibatkan karena susu sangat mudah tercemar oleh mikroba, baik pada waktu
proses pemerahan maupun pengolahan. Masa simpan susu relatif singkat, yaitu
hanya sekitar 5 jam pada suhu ruang setelah pemerahan. penggunaan prinsip
hurdle technology dengan penggunaan kombinasi Sinar UV dan antimikroba
sinamaldehid dapat menurunkan pertumbuhan Salmonella Thypimurium pada air
kelapa tanpa berdampak pada sifat sensoris.Penelitian bertujuan untuk mengetahui
pengaruh hurdle technology penggunaan pasteurisasi dan antimikroba kayu manis
pada mutu fisik dan mikrobiologi susu kayu manis terpasteurisasi selama
penyimpanan di suhu ruang dan kulkas.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Hasil
Pertanian, Studio Kewirausahaan, dan laboratorium Rekayasa dan Hasil
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Penelitian ini terdiri
atas dua tahapan. Tahap pertama yaitu produksi susu kayu manis terpasteurisasi,
dan tahap kedua yaitu identifikasi mutu fisik, dan mikrobiologi susu kayu manis
terpasteurisasi. Faktor perlakukan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu variasi
konsentrasi kayu manis dan suhu penyimpanan. Variasi konsentrasi kayu manis
(A) diantaranya A1 yaitu penggunaan kayu manis 1% b/v (dari susu segar); A2
yaitu penambahan kayu manis 2% b/v (dari volume susu segar); dan kontrol. Variasi suhu penyimpanan (B) diantaranya B1 untuk penyimpanan suhu ruang
dan B2 untuk penyimpanan suhu kulkas. Pengujian yang dilakukan antara lain
total populasi mikroba susu sapi segar dengan metode Total Plate Count (TPC),
bakteri cemaran enterik susu sapi segar dengan media Salmonella Differentian
Agar (SDA) dan dikonfirmasi menggunakan kit test API 20E, populasi bakteri
indegenous dengan media De Mann Rogose Sharpe Agar (MRSA) dan
dikonfirmasi menggunakan kit test API 50CHL. Pengujian pada produk susu kayu
manis yang dilakukan ialah mutu fisik meliputi berat jenis dan pH. Mutu
mikrobiologi meliputi populasi mikroba, bakteri cemaran enterik dan populasi
bakteri indigenous. Pengujian daya terima produk susu dilakukan dengan uji
sensori yang dilakukan pada 30 panelis. Data yang diperoleh kemudian dilakukan
perhitungan populasi mikroba menggunakan metode BAM (Bacteriological
Analytical Manual) dengan cara memasukkan data jumlah koloni mikroba
kedalam Microsoft Excel, dan untuk data pengujian fisik dan sensori dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Excel.
Mutu susu sapi segar tersampling dari Rembangan Dairy Farm Binaan
Dinas Peternakan Kabupaten Jember telah memenuhi SNI nomor 3141:2011
yakni total mikroba 1,4x104 cfu/ml, berat jenis 1,028g/ml, pH 6,4. Bakteri
cemaran pada susu sapi segar teridentifikasi sebagai bakteri gram negatif yaitu
Enterobacter cloacae dengan persentase ID 72% Kit test API 20E, dan bakteri
indigenous asam laktat gram positif dengan persentase ID 96,5% Kit test API
50CHL. Proses pengolahan susu sapi segar dengan hurdle technology mampu
menghasilkan produk yang aman tidak rusak selama 2 hari pada suhu ruang dan 7
hari penyimpanan pada suhu kulkas. Penyimpanan pada suhu kulkas lebih
menghambat kerusakan produk susu kayu manis terpasteurisasi hingga bertahan
selama ± 7hari. Penambahan kayu manis 1% memiliki karakteristik mutu sensori
yang disukai oleh panelis dibandingkan penambahan kayu manis 2%