Karakteristik dan Pemodelan Pengeringan Jamur Kuping (Auricularia auricula) Menggunakan Oven Microwave
Abstract
Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan bahan pangan yang cukup
digemari dan sering dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur memiliki kandungan
nutrisi yang cukup tinggi seperti protein, lemak, karbohidrat, serat, dan
komponen bioaktif sebagai antioksidan. Jamur kuping dipercaya meningkatkan
kekebalan tubuh, menetralkan racun, menurunkan kolesterol, dan melancarkan
sirkulasi darah. Akan tetapi jamur termasuk bahan yang mudah rusak karena
kandungan air yang cukup banyak yaitu sekitar 85-95%. Oleh karena itu, perlu
penanganan yang tepat untuk mengurangi kerusakan dan memperpanjang masa
simpan dari jamur kuping salah satunya dengan cara pengeringan. Pengeringan
pada penelitian ini menggunakan oven microwave. Tujuan pada penelitian in
adalah [1] menentukan karakteristik pengeringan yaitu perubahan kadar air dan
laju pengeringan jamur kuping hasil pengeringan microwave. [2] menentukan
karakteristik fisik warna dan rasio rehidrasi jamur kuping hasil pengeringan
microwave. [3] menentukan model pengeringan yang sesuai untuk memperkirakan
karakteristik pengeringan pada perbedaan perlakuan blansing dan daya
pengeringan microwave. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen
dengan variabel perlakuan blansing (non blansing, blansing 2 menit, dan blansing
5 menit) dan daya microwave (422 W, 579 W, dan 782 W). Rancangan penelitian
dipilih secara acak lengkap dengan tiga kali pengulangan. Analisis yang dilakukan
meliputi analisis laju pengeringan dan pemodelan menggunakan persamaan model
Page dan Newton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeringan jamur
kuping pada berbagai perlakuan blansing dan daya microwave dapat menurunkan
kadar air antara dari rentang 626,222 - 761,673%bk menjadi 1,270-2,545 %bk
pada perlakuan non blansing, 1,011-3,968%bk pada perlakuan blansing 2 menit
dan 2,388-3,041%bk pada perlakuan blansing 5 menit. Laju pengeringan tertinggi
pada berbagai perlakuan blansing terjadi pada daya 782 W dan laju pengeringan
terendah terjadi pada daya 422 W. Berdasarkan hasil analisis pemodelan, pada
persamaan Newton dan Page sama-sama menunjukkan perlakuan yang paling baik
yaitu Blansing 5 menit dan daya 782 W (B3D3) akan tetapi persamaan Newton
memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan persamaan Page dengan
nilai R2
yang dihasilkan sebesar 0,992 dan RMSE sebesar 0,025. Perubahan warna
(∆E) terbesar terjadi pada perlakuan non blansing dan daya 782 W (B1D3) dengan
nilai 74,156 dan nilai terendah terjadi pada perlakuan blansing 2 menit dan daya
422 W (B2D1) dengan nilai 43,214. Rata-rata nilai rasio rehidrasi tertinggi terjadi
pada perlakuan blansing 2 menit, sedangkan nilai rasio rehidrasi pada perlakuan
non blansing dan blansing 2 menit cenderung menurun seiring dengan semakin
besarnya daya yang digunakan. Akan tetapi pada perlakuan blansing 5 menit,
rasio rehidrasi pada daya 579 W lebih besar daripada daya 422 W.