Karakteristik Fisik dan Kimia Nasi Gurih Instan dengan Perbedaan Metode Pemasakan dan Suhu Pengeringan
Abstract
Beras telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, sehingga
keberadaannya sulit digantikan oleh sumber karbohidrat lain. Pengolahan beras
menjadi nasi membutuhkan waktu cukup lama. Kondisi tersebut dianggap
menjadi penghambat aktivitas bagi sebagian masyarakat. Penghematan waktu
pemasakan nasi dapat dilakukan dengan mengubah beras atau nasi menjadi
bentuk instan. Salah satu solusi yang dapat dikembangkan yakni pengembangan
nasi instan. Nasi instan berupa beras yang telah diolah sedemikian rupa menjadi
nasi yang memiliki sifat rehidrasi tinggi, sehingga nasi lebih cepat/siap untuk
dikonsumsi. Pengolahan nasi gurih sedikit berbeda dengan nasi biasa, sehingga
bagi sebagian orang mengalami kesulitan memasak nasi gurih. Pemasakan nasi
gurih bentuk instan lebih praktis, mudah dan cepat. Mutu nasi gurih instan
ditentukan oleh cara pemasakan dan suhu pengeringan. Penggunaan berbagai
kombinasi metode pemasakan dan suhu pengeringan akan diperoleh teknik yang
menghasilkan mutu nasi gurih instan baik. Metode pemasakan nasi dapat
menggunakan rice cooker dan atau secara konvensional yakni dengan perebusan,
dan pengukusan. Pengeringan nasi instan dapat dilakukan dengan pengeringan
sinar matahari, dan atau pengeringan mekanis dengan menggunakan oven.
Kecepatan waktu rehidrasi nasi gurih instan ditentukan oleh porositas
struktur nasi instan. Kondisi tersebut diperoleh dengan perendaman larutan
natrium sitrat sebanyak 5%. Beras instan yang ada saat ini masih membutuhkan
proses pemasakan, penyimpanan beku, dan nilai gizinya belum beragam. Sediaan
nasi gurih instan kering menjadi solusi praktis dalam penyajian nasi gurih instan,
yaitu dengan menyeduhnya menggunakan air mendidih. Perbedaan suhu
pengeringan dan proses pemasakan sebelumnya dapat menyebabkan perubahan
karakteristik pada nasi gurih instan. Oleh karena itu diperlukan data dan informasi
tentang suhu pengeringan dan metode pemasakan yang dapat menghasilkan
karakteristik nasi gurih instan dengan sifat fisik dan kandungan gizi yang baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemasakan dan suhu
pengeringan terhadap karakteristik fisik dan kimia nasi gurih instan, serta
perlakuan yang terbaik.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan 2 faktor.
Faktor pertama yaitu metode pemasakan (A) meliputi: pemasakan bertekanan
dengan rice cooker (A1), serta perebusan dan pengukusan (A2). Faktor kedua
yaitu suhu pengeringan (B) meliputi: 50°C (B1), 70°C (B2), dan 90°C (B3).
Percobaan dilakukan pengulangan sebanyak dua kali. Penelitian dilakukan tiga
tahap yakni: pembuatan ekstrak daun salam dan daun pandan sebagai bumbu,
pembuatan nasi gurih instan, dan analisis sifat fisik dan kimia nasi gurih instan.
Parameter yang diamati meliputi warna, daya rehidrasi, kadar air, kadar abu, kadar
protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan bilangan asam. Data uji sifat fisik
dan kimia dianalisis menggunakan metode uji deskriptif kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variasi cara pemasakan dan
suhu pengeringan berbeda nyata terhadap sifat warna dan kadar karbohidrat.
Berdasarkan uji efektifitas, perlakuan terbaik dalam menghasilkan nasi gurih
instan ialah A2B2 (perebusan dan pengukusan, dengan suhu 70°C) yaitu dengan
warna 68,3, daya rehidrasi 170,06%, kadar air 9,71%, kadar abu 2,43%, kadar
protein 7,68%, kadar lemak 1,55%, kadar karbohidrat 78,63%, dan bilangan asam
0,997%.