Usulan Perbaikan Desain Kemasan Produk Kiko Bakery Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)
Abstract
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) menjadi fokus utama
pembangunan ekonomi di Indonesia, hal ini dikarenakan UMKM dapat membuka
banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Di Indonesia perkembangan UMKM
sudah sangat pesat, bahkan menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 2021 di
Jawa Timur sendiri terdapat 241.025 UMKM yang sudah beroperasi. Kondisi
tersebut menuntut para pemilik usaha dibidang ini untuk berfikir cerdas dan mampu
memanfaatkan kondisi yang ada. Kiko Bakery merupakan salah satu UMKM di
Jawa Timur yang mengalami penurunan produksi di tahun 2021. Penyebab hal
tersebut terjadi dikarenakan banyaknya pesaing bisnis yang muncul dan juga desain
kemasan yang kurang menarik serta belum adanya keamasan sekunder yang layak
untuk membungkus kemasan sehingga ditemukan banyak produk mengalami
kerusakan karena masih dibungkus menggunakan kantung plastik. Upaya yang
dapat dilakukan untuk UMKM Kiko Bakery agar dapat bertahan dan mampu
menarik minat konsumen pada kondisi seperti ini adalah dengan melakukan
peningkatan kualitas produk terutama pada kemasan produk. Kemasan produk
perlu diperbaiki karena menurut Cenadi (2000) dan Simamora (2003), kemasan
adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhui penjualan produk di pasaran
karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. Kemasan yang kurang
bagus dapat menyebabkan penurunan kualitas produk dan begitu juga sebaliknya.
Desain kemasan yang menarik bisa membuat persepsi yang berbeda atas sebuah
produk yang nantinya akan berujung pada pembelian dan dapat memperoleh
kesuksesan dalam penjualan. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan
penjelasan tersebut yakni, perbaikan kemasan produk dapat dijadikan sebagai
strategi baru agar menarik minat konsumen dan meningkatkan penjualan.
Quality Function deployment (QFD) merupakan metode yang digunakan
untuk mendukung penelitian ini. Metode QFD digunakan agar dapat menghasilkan
desain baru kemasan yang sesuai dengan customer need. Metode QFD dapat
dengan mudah menerjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen kedalam
bentuk respon teknis karena prosesnya yang cukup sedehana sehingga mudah untuk
dimengerti. Metode QFD juga dapat memotong panjangnya proses pengembangan
produk, sehingga efisien terhadap waktu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut kebutuhan konsumen (what’s)
berdasarkan voice of customer untuk kemasan produk Kiko Bakery yakni terkait
aspek fungsional kemasan; desain grafis; struktur desain; dan informasi produk.
Atribut kebutuhan yang terpenting bagi konsumen adalah kemasan mampu
melindungi produk dengan nilai 4,84. Atribut respon teknis (how’s) yang harus
diperhatikan dan perbaiki oleh UMKM Kiko Bakery yaitu berkaitan tentang
kekuatan bahan, pemilihan jenis font dan gambar, varian warna, dimensi kemasan,jenis bahan kemasan dan label kemasan lengkap. Dari penelitian yang dilakukan
juga dapat diketahui bahwa secara umum konsumen belum puas dengan kemasan
produk kiko bakery apabila dibandingkan dengan kemasan dari produk pesaing
sehingga perbaikan kemasan perlu segera dilakukan. Usulan desain kemasan baru
yang sudah disetujui oleh pihak UMKM Kiko Bakery adalah desain kemasan
primer dengan bahan kemasan plastik jenis polipropilen ukuran 20 x 16 cm yang
bisa diisi dengan satu buah roti kiko, kemudian desain kemasan box kecil yang
menggunakan kertas jenis karton ivory 250 gram dengan dimensi kemasan 22 x 15
x 7 cm yang dapat diisi dengan dua buah roti, dan desain kemasan box besar yang
menggunakan kertas jenis karton ivory 310 gram dengan dimensi kemasan panjang
32 x 22 x 15 cm serta dapat diisi dengan 12 buah roti kiko.