Karakterisasi Fruit Leather Pisang Ambon-Labu Kuning dengan Penambahan Gum Arab
Abstract
Pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) memiliki umur simpan
pendek dan banyak dimanfaatkan sebagai buah meja. Upaya untuk memperpanjang
umur simpan pisang ambon dapat diolah menjadi produk fruit leather. Fruit leather
dibuat dari daging buah yang dihancurkan dan dikeringkan. Daging buah pisang
ambon memiliki warna putih dan kurang menarik serta mudah mengalami
browning enzimatis. Perbaikan warna olahan buah pisang ambon dilakukan dengan
penambahan pewarna alami seperti labu kuning yang mengandung pigmen
karotenoid. Buah pisang ambon dan labu kuning memiliki kandungan pektin yang
rendah, sehingga memerlukan penambahan hidrokoloid agar menghasilkan
karakteristik fruit leather yang diharapkan yaitu memiliki tekstur sedikit liat dan
kompak serta mudah untuk digulung. Gum arab merupakan hidrokoloid yang
digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk lapisan tipis dan
pemantap emulsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio puree
pisang ambon-labu kuning dengan penambahan gum arab terhadap karakteristik
fruit leather pisang ambon-labu kuning dan mengetahui perlakuan yang
menghasilkan fruit leather pisang ambon-labu kuning dengan karakteristik yang
disukai oleh panelis.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu rasio puree buah pisang ambon-labu
kuning (40:60, 50:50, 60:40) dan konsentrasi gum arab (0,5%, 1% dan 1,5%).
Percobaan dilakukan dengan tahapan meliputi pembuatan fruit leather pisang
ambon labu kuning, pengujian karakteristik, pemilihan formulasi terbaik dan
pengujian sifat kimia perlakuan terbaik. Pembuatan fruit leather meliputi
pengupasan dan pengecilan ukuran, pencucian, blanching, penghancuran bahan
baku, pemanasan, pengeringan, dan pemotongan fruit leather. Pengujian
karakteristik fruit leather meliputi sifat fisik (lightness, Nilai b, chroma, tekstur),
organoleptik (warna, aroma, tekstur, rasa dan keseluruhan), uji efektivitas dan uji
kimia perlakuan terbaik (kadar air, kadar abu, lemak, protein, karbohidrat dan serat
kasar). Data sifat fisik dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance)
pada taraf uji 5% apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan
New Multiple Range Test). Data hasil uji organoleptik dan sifat kimia perlakuan
terbaik diolah secara deskriptif menggunakan Microsoft excel 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio penambahan puree pisang ambon
dan puree labu kuning berpengaruh nyata terhadap warna (lightness, nilai b dan
chroma) dan tekstur fruit leather pisang ambon-labu kuning. Penambahan gum arab
tidak berpengaruh nyata terhadap warna (lightness, yellowness dan chroma) tetapi
berpengaruh nyata terhadap tekstur (kekerasan) fruit leather pisang ambon-labu
kuning. Formulasi terbaik adalah fruit leather pisang ambon-labu kuning yang
diperoleh dengan rasio puree pisang ambon:labu kuning 40:60 dan penambahan
konsentrasi gum arab sebesar 1,5% yaitu kesukaan warna 7,40 (agak suka),
kesukaan aroma 5,32 (netral), kesukaan tekstur 6,48 (sedikit suka), kesukaan rasa
7,28 (agak suka) dan kesukaan keseluruhan 6,88 (agak suka). Pengujian sifat kimia
perlakuan terbaik fruit leather pisang ambon-labu kuning diperoleh kadar air 17,09
± 0,11, kadar abu 1,16 ± 0,04, kadar lemak 3,06 ± 0,15, kadar protein 3,92 ± 0,08,
kadar karbohidrat 74,76 ± 0,16 dan kadar serat kasar 4,35 ± 0,11.