Penerapan Metode Kurva Sorpsi Isotermis untuk Pendugaan Umur Simpan Daging Tiruan Semi Basah
Abstract
Kriteria mutu produk pangan yang penting adalah keamanan, kesehatan,
flavor, tekstur, warna, umur simpan, kemudahan, kehalalan dan harga. Informasi
umur simpan produk bertujuan untuk memberikan jaminan mutu dan keamanan
produk. Umur simpan produk pangan dapat diduga dengan menggunakan metode
Accelerated Shelf Life Test (ASLT), dengan prnsip mempercepat perubahan mutu
pada parameter kritis. Metode ASLT dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan model Arrhenius atau kadar air kritis. ASLT dengan metode kadar air
kritis atau disebut metode kurva sorpsi isotermis mensimulasikan kerusakan
produk yang dikarenakan adanya perubahan kadar air oleh produk. Metode ini
banyak digunakan untuk jenis produk yang memiliki kandungan air rendah.
Namun, belum diketahui penggunaan metode ini untuk produk pangan semi basah
seperti daging tiruan.
Daging tiruan dibuat dari protein nabati, seperti isolat potein kedelai yang
memiliki karakteristik mirip daging asli. Untuk memperbaiki sifat daging tiruan
serng ditambahkan kelompok karbohidrat. Penambahan karbohidrat dapat
mempengaruhi karakteristik fisik, kimia dan fungsional daging tiruan yang
dihasilkan. Tepung gembili (Dioscorea esculenta, L.) mengandung glukomanan
dan senyawa fungsional seperti Dioscorin dan Diosgenin. Produk daging tiruan
berbahan dasar tepung gembili dan isolat protein kedelai adalah produk baru ,
sehingga perlu kelengkapan informasi tentang umur simpannya. Daging tiruan
sebagai produk ekstrusi yang mengandung sedikit lemak. Karakteristik daging
tiruan tersebut menyebabkan pendugaan umur simpan tidak dapat dilakukan
dengan metode ASLT dengan pendekatan Arrhenius. Metode yang mungkin dapat
diterapkan yaitu metode kurva sorpsi isotermis, meskipun produk memiliki kadar
air yang tinggi (semi basah).
Penelitian dilakukan dalam empat tahap. Penelitian diawali dengan
pembuatan daging tiruan dengan formulasi rasio tepung gembili dan isolat protein
kedelai sebanyak 10:90; 30:70 dan 50:50 (b/b). Tahap kedua dilakukan penentuan
kadar air kritis dan kadar air kesetimbangan. Kadar air kritis diukur menggunakan
metode gravimetri dan kadar air kesetimbangan diukur menggunakan metode
cawan conway dengan menggunakan garam NaOH (aw=0,06), MgCl2 (aw=0,32),
NaNO2 (aw=0,75), KCl (aw=0,84) dan K2SO4 (aw=0,97). Tahap ketiga adalah
pembuatan kurva sorpsi isotermis dan tahap terakhir adalah pendugaan umur
simpan daging tiruan pada berbagai jenis kemasan (HDPE, PP, MDPE dan
LDPE).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur simpan daging tiruan berkisar
antara 29-155 hari. Hal ini menunjukkan metode kurva sorpsi isotermis tidak
cocok digunakan untuk menghitung umur simpan daging tiruan berbahan dasar
tepung gembili dan isolat protein kedelai karena pada kenyataanya sebelum
mencapai batas umur simpan hasil perhitungannya, daging tiruan telah ditumbuhi
jamur.