dc.description.abstract | Tanaman tembakau yang sering dimanfaatkan yaitu bagian daunnya, untuk
digunakan sebagai bahan pembuatan rokok. Dalam praktek usaha daun tembakau
sebagai bahan baku rokok terdapat beberapa daun tembakau yang tidak memenuhi
standar atau tidak lolos sortir. Daun tembakau yang tidak lolos sortir masih
mengandung senyawa aktif bersifat antioksidan dan antibakteri. Daun tembakau
diketahui memiliki senyawa antibakteri berupa flavonoid, saponin, steroid, alkaloid
dan terpenoid. Pemilihan senyawa penyeleksi atau pelarut merupakan faktor penting
dalam proses ekstraksi agar senyawa yang di inginkan dapat terekstrak secara
maksimal. Pada penelitian ini, jenis pelarut yang digunakan yaitu etanol dan air,
sedangkan konsentrasi pelarut yang digunakan yaitu 0% (air), etanol 40%, dan etanol
80%. Penggunaan konsentrasi yang berbeda-beda ini diharapkan mampu mengekstrak
senyawa aktif yang terdapat dalam daun tembakau dan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen seperti Bacillus subtilis dan Escherichia coli.
Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tahapan, yaitu ekstraksi daun tembakau,
analisis total polifenol (Folin-Ciocalteau), analisis aktivitas antioksidan (DPPH
scavenging activity), dan analisis antibakteri ekstrak daun tembakau menggunakan
metode dilusi padat untuk penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan
IC50.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun tembakau yang memiliki kriteria
yang sesuai adalah pada penggunaan etanol 80% sebagai pelarut dengan total
polifenol sebesar 44,77 mgGAE/ml dan aktivitas antioksidan sebesar 87,75%.
Pengujian aktivitas antibakteri metode dilusi padat pada bakteri Bacillus subtilis menunjukkan KHM sebesar 627,80 μg/ml dan IC50 sebesar 204,61 μg/ml sedangkan
bakteri Escherichia coli menunjukkan KHM sebesar 717,39 μg/ml dan IC50 sebesar
215,45 μg/ml. | en_US |