Show simple item record

dc.contributor.advisorNAFI', Ahmad
dc.contributor.advisorYUWANTI, Sih
dc.contributor.authorYULISNINGATI, Nirmala
dc.date.accessioned2019-11-26T03:40:14Z
dc.date.available2019-11-26T03:40:14Z
dc.identifier.nimNIM121710101064
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/95820
dc.description.abstractKoro pedang (Canavalia ensiformis L.)merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki potensi besar sebagai alternatif bahan pangan pokok berbasis bahan lokal yang tidak banyak dimanfaatkan padahal koro pedang memiliki kandungan karbohidrat sebesar 70,2 g/100 g berat kering dan protein paling tinggi sebesar 21,7% dibandingkan dengan jenis koro lainnya seperti koro komak (Lablab purpureus) dan kratok (Phaseolus lunatus) masing-masing sebesar 17,1% dan 14,1%. Koro pedang memiliki kandungan dan manfaat komponen bioaktif dimana merupakan sumber senyawa fenolik dan flavonoid yang keduanya memiliki aktifitas anti oksidan sebagai penangkal radikal bebas yang sangat efektif. Di dalam biji koro pedang mengandung senyawa anti gizi yang paling tinggi yaitu Concanavalin A (Con A) sebanyak 1500-3500 mg/100 g yang memiliki manfaat fungsional, yakni sebagai molekul anti viral dan imuno modulator untuk terapi kanker. Koro pedang dapat dibuat menjadi tepung koro pedang, dan Modified Legume Flour (MOLEF). Ketiga sumber bahan tersebut sangat diharapkan masih mengandung concanavalin A agar ketika dalam pengolahannya nanti dapat merasakan manfaat dari komponen bioaktif tersebut. Total Con A akan berbeda dalam setiap sumber bahan, sehingga perlu diketahui karakterisasi Con A didalamnya menggunakan teknik ekstraksi yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui teknik yang terbaik pada ekstraksi Concanavalin A berbahan biji koro pedang, tepung koro pedang, dan MOLEF koro pedang. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap ekstraksi concanavalin A, purifikasi concanavalin A, dan karakterisasi concanavalin A. Rancangan penelitian menggunakan 2 faktor dengan 3 pengulangan. Faktor-faktor yang digunakan yaitu faktor pertama yaitu variasi bahan; biji koro pedang, tepung koro pedang) dan MOLEF koro pedang dan faktor kedua yaitu variasi suhu ekstraksi; 27oC, 40oC, dan 50oC. Pengujian yang dilakukan meliputi total protein, kadar protein terlarut, rendemen hasil ekstraksi concanavalin A, total concanavalin A, dan berat molekul. Pengolahan data penelitian menggunakan uji deskriptif yang dilengkapi dengan data dalam bentuk tabel, grafik, dan histogram serta dikomparasi dengan studi literatur. Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi bahan dan suhu ekstraksi menghasilkan total concanavalin A yang berbeda. Perlakuan terbaik yaitu pada suhu ekstraksi 27oC dikarenakan struktur sekunder dan tersier yang terdapat dalam struktur protein masih terjaga dengan baik dibandingkan pada saat ekstraksi suhu 40oC dan 50oC selama 12 jam, dengan nilai terbesar total protein pada koro pedang 36.80%, kadar protein terlarut pada MOLEF 26,43 mg/ml, rendemen hasil ekstrak Con A pada biji koro pedang 20,4%, total concanavalin A pada MOLEF koro pedang 10,15 mg/g. Berat molekul concanavalin A terlihat di pita gel menggunakan konsentrasi gel 15% pada eluted tepung koro pedang, MOLEF dan biji koro pedang berturut-turut adalah 32,54 kDa, 34,68 kDa, dan 33,60 kDa.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121710101064;
dc.subjectKARAKTERISASI CONCANAVALIN Aen_US
dc.subjectKORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.)en_US
dc.titleEKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI CONCANAVALIN A DARI KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record