EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI CONCANAVALIN A DARI KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L.)
Author
YULISNINGATI, Nirmala
Metadata
Show full item recordAbstract
Koro pedang (Canavalia ensiformis L.)merupakan salah satu komoditas
pertanian yang memiliki potensi besar sebagai alternatif bahan pangan pokok
berbasis bahan lokal yang tidak banyak dimanfaatkan padahal koro pedang
memiliki kandungan karbohidrat sebesar 70,2 g/100 g berat kering dan protein
paling tinggi sebesar 21,7% dibandingkan dengan jenis koro lainnya seperti koro
komak (Lablab purpureus) dan kratok (Phaseolus lunatus) masing-masing
sebesar 17,1% dan 14,1%. Koro pedang memiliki kandungan dan manfaat
komponen bioaktif dimana merupakan sumber senyawa fenolik dan flavonoid
yang keduanya memiliki aktifitas anti oksidan sebagai penangkal radikal bebas
yang sangat efektif. Di dalam biji koro pedang mengandung senyawa anti gizi
yang paling tinggi yaitu Concanavalin A (Con A) sebanyak 1500-3500 mg/100 g
yang memiliki manfaat fungsional, yakni sebagai molekul anti viral dan imuno
modulator untuk terapi kanker.
Koro pedang dapat dibuat menjadi tepung koro pedang, dan Modified
Legume Flour (MOLEF). Ketiga sumber bahan tersebut sangat diharapkan masih
mengandung concanavalin A agar ketika dalam pengolahannya nanti dapat
merasakan manfaat dari komponen bioaktif tersebut. Total Con A akan berbeda
dalam setiap sumber bahan, sehingga perlu diketahui karakterisasi Con A
didalamnya menggunakan teknik ekstraksi yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui teknik yang terbaik pada ekstraksi Concanavalin A berbahan
biji koro pedang, tepung koro pedang, dan MOLEF koro pedang.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap ekstraksi
concanavalin A, purifikasi concanavalin A, dan karakterisasi concanavalin A.
Rancangan penelitian menggunakan 2 faktor dengan 3 pengulangan. Faktor-faktor
yang digunakan yaitu faktor pertama yaitu variasi bahan; biji koro pedang, tepung
koro pedang) dan MOLEF koro pedang dan faktor kedua yaitu variasi suhu
ekstraksi; 27oC, 40oC, dan 50oC. Pengujian yang dilakukan meliputi total protein,
kadar protein terlarut, rendemen hasil ekstraksi concanavalin A, total
concanavalin A, dan berat molekul. Pengolahan data penelitian menggunakan uji
deskriptif yang dilengkapi dengan data dalam bentuk tabel, grafik, dan histogram
serta dikomparasi dengan studi literatur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variasi bahan dan suhu ekstraksi
menghasilkan total concanavalin A yang berbeda. Perlakuan terbaik yaitu pada
suhu ekstraksi 27oC dikarenakan struktur sekunder dan tersier yang terdapat
dalam struktur protein masih terjaga dengan baik dibandingkan pada saat ekstraksi
suhu 40oC dan 50oC selama 12 jam, dengan nilai terbesar total protein pada koro
pedang 36.80%, kadar protein terlarut pada MOLEF 26,43 mg/ml, rendemen hasil
ekstrak Con A pada biji koro pedang 20,4%, total concanavalin A pada MOLEF
koro pedang 10,15 mg/g. Berat molekul concanavalin A terlihat di pita gel
menggunakan konsentrasi gel 15% pada eluted tepung koro pedang, MOLEF dan
biji koro pedang berturut-turut adalah 32,54 kDa, 34,68 kDa, dan 33,60 kDa.