Karakteristik Rebung Petung Pengeringan Foam-Mat Menggunakan Pemanas Halogen
Abstract
Rebung petung merupakan tunas yang berasal dari bambu petung. Rebung
petung sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai salah satu bahan utama olahan
makanan. Rebung petung memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan
diantaranya adalah tingginya serat yang terdapat didalamnya. Selain seratnya yang
tinggi, rasanya yang manis dengan teksturnya yang renyah membuat rebung
petung banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya
masih terdapat permasalahan yaitu adanya kerusakan. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka diperlukan adanya proses pengawetan dengan cara
pengeringan. Salah satu cara pengeringan yang dapat digunakan adalah metode
foam-mat drying. Pengeringan foam-mat drying dapat menggunakan teknologi
halogen.
Pengeringan menggunakan teknologi halogen dapat menjadi alternatif
dibandingkan dengan pengeringan konvensional lainnya. Pengeringan
menggunakan pemanas halogen dengan metode foam-mat mampu melindungi
kandungan gizi yang terdapat pada bahan, tidak memerlukan waktu yang lama,
mudah digunakan dan efisien energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari proses pengeringan foam-mat rebung petung dengan menggunakan
pemanas halogen, menentukan kinetika perpindahan massa dan mengukur
perubahan warna selama proses pengeringan.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian,
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember pada
bulan Desember 2018 hingga Maret 2019. Sampel yang digunakan pada unit
pengering yaitu sebanyak 20 gram pada masing-masing suhu pengeringan yaitu
55, 70, 85 dan 100°C. Perbandingan bahan yang digunakan 85% dan 15% yaitu
17g bubur rebung dan 3g putih telur. Perubahan berat dan perubahan parameter
warna pada bahan diamati secara periodik selama proses pengeringan berlangsung. Data pengukuran yang diperoleh kemudian dianalisa dengan
menggunakan grafik dan statistik. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan
dua model pengeringan yaitu Page dan Wang & Singh yang akan dievalusi
kesesuaiannya terhadap data observasi berdasarkan koefisien determinasi (R
ix
2
) dan
RMSE (Root Means Square).
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang
menunjukkan penurunan kadar air pada foam-mat rebung petung dengan nilai
90,21 – 90,87%bb menjadi 0,47 – 6,26%bb berdasarkan suhu pengeringan yang
digunakan. Penurunan kadar air foam-mat rebung petung tercepat pada suhu
100°C dan terlambat pada suhu 55°C. Laju pengeringan juga akan semakin cepat
seiring dengan semakin tinggi suhu yang digunakan. Model pengeringan Page dan
Wang & Singh yang digunakan dalam memprediksi data observasi menunjukan
bahwa Model Wang & Singh sesuai untuk mendeskripsikan karakteristik
pengeringan foam-mat rebung petung menggunakan pemanas halogen. Perubahan
warna foam-mat rebung petung dipengaruhi oleh suhu pengeringan dan waktu
yang digunakan. Semakin meningkatnya suhu pengeringan, maka nilai total
perbedaan warna pada bahan (ΔE) juga akan meningkat. Warna yang dihasilkan
pada suhu rendah yaitu 55 dan 70°C cenderung lebih cerah, sedangkan untuk suhu
85 dan 100°C cenderung lebih berwarna kuning kemerahan karena adanya reaksi
maillard pada bahan.