dc.description.abstract | Edamame yang memiliki nama latin Glycin max (L) Merrill atau yang biasa disebut sebagai Kedelai Jepang. Edamame sering diolah menjadi frozen edamame. Proses pengolahan frozen edamame membutuhkan air dengan jumlah yang besar untuk proses pencucian, perebusan, dan perendaman edamame. Air hasil pengolahan frozen edamame memiliki pH yang tinggi yaitu sebesar 8,06 terdapat penambahan Ca(ClO)2 dalam pengolahan edamame menimbulkan bau yang sangat menyengat. Jika limbah dibuang langsung ke lingkungan limbah dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Salah satu metode penanganan limbah cair yang relatif murah, mudah diaplikasikan, dan ramah lingkungan adalah proses fitoremediasi menggunakan tanaman kayu apu. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui karakteristik limbah cair hasil pengolahan edamame (2) mengetahui efisiensi penurunan parameter kualitas air limbah cair hasil pengolahan edamame menggunakan perlakuan aerasi (LA), dan tanpa perlakuan aerasi (LF). Pembanding penelitian menggunakan limbah tanpa perlakuan sebagai kontrol (Ko). Beberapa parameter yang diuji meliputi kekeruhan, TSS, TDS, pH, BOD, COD, dan nitrogen. Setiap perlakuan menggunakan limbah cair sebanyak 10 liter dan kayu apu 300 gram dengan densitas 0,3 g/mL.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan teknik fitoremediasi dapat menurunkan beban polutan yang terdapat dalam limbah. Hal ini diketahui dengan adanya penurunan pada parameter kekeruhan, TDS, TSS, pH, COD, BOD, dan nitoregen pada kedua perlakuan yaitu LF dan LA. Perlakuan LA menghasilkan efisiensi penurunan yang lebih baik dari perlakuan LF. Hasil
efisiensi perlakuan LA yaitu pH sebesar 5%, Kekeruhan sebesar 97%, TDS sebesar 73%, TSS sebesar 94%, COD sebesar 57%, BOD sebesar 62%, dan Nitrogen sebesar 98%. Berdasarkan hasil uji ANOVA menyatakan bahwa kemampuan tanaman kayu apu menurunkan polutan limbah berdasarkan parameter kualitas air pada perlakuan LA terdapat beda nyata dibandingkan perlakuan LF | en_US |