Analisis aliran Dasar (Base Flow) Menggunakan Metode Regresi Linier pada DAS Simoanggrok dan Perning : Aplikasi Modul Kille
Abstract
Aliran dasar merupakan salah satu komponen penting daerah aliran sungai
(DAS) yang mempengaruhi ketersediaan air pada saat musim kemarau. Informasi
tentang ketersediaan air digunakan untuk pengelolaan sumberdaya air pada suatu
DAS. Tujuan dalam penelitian ini yaitu: (1) kalibrasi parameter dengan metode
Kille, (2) memisahkan aliran dasar menggunakan metode Kille pada DAS
Simoanggrok dan Perning. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2018
sampai dengan Juni 2019. Tahapan penelitian ini adalah (1) Inventarisasi data
hujan dan data debit (2) pengolahan data (3) kalibrasi (4) validasi (5) pengujian
model. Proses kalibrasi dilakukan untuk periode 1996 sampai 2005. Proses
validasi menggunakan data debit tahun 2006 sampai 2015. Pertama, data excel
disiapkan untuk modul Kille 3.1 pada software Hydrooffice (Gregor, 2012).
Kemudian, data debit minimum bulanan diurutkan dari terkecil ke terbesar.
Setelah itu, nilai parameter regresi linier dikalibrasi menggunakan urutan data
debit dari langkah sebelumnya. Selanjutnya, nilai parameter yang diperoleh
digunakan untuk memisahkan aliran dasar harian dari debit total untuk periode
validasi (2006-2015). Periode kering dipilih (Juli sampai September setiap tahun)
digunakan untuk evaluasi kinerja model. Uji statistik dilakukan dengan
menggunakan RMSE (Root Mean Square Error) dan koefisien determinasi. Hasil
pemisahan aliran dasar juga divisualisasikan menggunakan hidrograf yang
diperbesar untuk periode yang berbeda. Hasil menunjukkan persamaan linier
regresi yang dihasilkan adalah Y = 0,01x + 0,4 (untuk DAS LamongSimoanggrok) dan Y = 0,23x + 18,79 (untuk DAS Surabaya-Perning). Nilai
koefisien determinasi (R2
) yang dihasilkan = 0,98 (pada DAS Surabaya-Perning)
dan = 0,96 (pada DAS Lamong-Simoanggrok). Nilai RMSE yang dihasilkan = 0,06 (pada DAS Lamong-Simoanggrok) dan = 0,34 (pada DAS SurabayaPerning). Nilai baseflow berkisar 0,40-0,64 m³/ detik dari nilai debit terukurnya
pada DAS Lamong-Simoanggrok. Sedangkan nilai baseflow yang dihasilkan pada
DAS Perning berkisar 21,66-46,57 m³/detik dari nilai debit terukurnya. Hasil ini
menunjukkan bahwa metode Kille yang digunakan bekerja dengan baik pada
DAS Surabaya-Perning dan memiliki tingkat kesalahan kecil pada DAS LamongSimoanggrok.