Karakteristik Fisik dan Kimia Tepung Jamur Merang (Volvariella volvacea) dan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Tervariasi Perlakuan Blansing
Abstract
Jamur merang (Volvariella volvacea) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
banyak dibudidayakan di Kabupaten Jember. Kandungan gizi terutama protein
pada jamur merang dan jamur tiram cukup tinggi sebagai sumber protein nabati.
Namun, jamur merang dan jamur tiram tidak dapat bertahan lama, jamur hanya
bisa bertahan sekitar 4 hari setelah dipanen. Cara untuk memperpanjang masa
simpan jamur adalah dengan cara pengeringan dan dijadikan tepung. Pengolahan
jamur menjadi tepung mengakibatkan terjadinya reaksi pencoklatan, sehingga
perlu perlakuan pra-proses blansing agar menginaktifkan enzim pennyebab reaksi
pencoklatan. Kombinasi perlakuan jenis jamur dan blansing, yang tepat akan
menghasilkan tepung jamur dengan karakteristik fisik dan kimia yang baik.
Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia tepung
jamur merang (Volvariella volvace) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dengan
varietas jamur dan blansing yang berbeda.
Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap yaitu pembuatan tepung jamur
merang dan jamur tiram serta analisa karakteristik fisik dan kimia tepung jamur
merang dan tepung jamur tiram. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) faktorial dengan dua faktor yaitu jenis jamur (A) dan perlakuan blansing
(B). Jenis jamur yang digunakan adalah jamur merang (A1) dan jamur tiram (A2).
Variasi perlakuan blansing yang digunakan yaitu tanpa blansing (B1), blansing
rebus (B2), dan blansing uap (B3). Variabel pengamatan meliputi karakteristik
fisik (rendemen, warna dan derajat putih, dan densitas kamba) serta karakteristik
kimia (kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan
protein terlarut). Data hasil pengujian dihitung menggunakan ANOVA dan
apabila berbeda nyata dilanjut uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung jamur dari jamur merang dan
jamur tiram menghasilkan rendemen tepung jamur yang paling tinggi pada jamur
tanpa perlakuan blansing yaitu 5,51% untuk jamur merang dan 4,09% untuk
tepung jamur tiram. Tepung jamur tanpa perlakuan blansing tidak ada air yang
masuk dalam jaringan bahan akibat panas, sehingga mempermudah proses
pengeringan. Warna tepung jamur yang paling cerah dan putih, yaitu tepung
jamur tiram dan tepung jamur merang tanpa perlakuan blansing. Namun, warna
tepung jamur tiram lebih cerah dan putih daripada warna tepung jamur merang,
akibat warna jamur tiram lebih putih. Densitas kamba dari tepung jamur merang
dan jamur tiram tidak berbeda nyata yaitu antara 0,47% - 0,62%. Tepung jamur
sama-sama memiliki berat yang ringan dalam wadah yang memiliki volume besar.
Karakteristik kimia yang tinggi yaitu pada tepung jamur tiram tanpa
perlakuan blansing dengan kadar air 9,09%, kadar abu 2,79%, kadar protein
43,69%, kadar lemak 2,33%. Tepung jamur tanpa blansing tidak banyak
komponen-komponen yang hilang akibat adanya panas dari proses blansing.
Kadar karbohidrat yang tinggi yaitu pada tepung jamur merang yang diberi
perlakuan blansing rebus yaitu dengan kadar karbohidrat 67,74%, akibat turunnya
komponen lain seperti kadar air, kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak,
sehingga kadar karbohidratnya meningkat. Pada protein terlarut yang tinggi yaitu
pada tepung jamur tiram dengan blansing rebus yaitu 19,34%. Blansing rebus
dapat memotong ikatan pada makromolekul, sehingga molekul menjadi lebih
kecil dan pendek.