Show simple item record

dc.contributor.advisorGIYARTO
dc.contributor.advisorMARYANTO
dc.contributor.authorHASANAH, Insiatul
dc.date.accessioned2017-03-07T03:23:06Z
dc.date.available2017-03-07T03:23:06Z
dc.date.issued2017-03-07
dc.identifier.nimNIM111710101009
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79481
dc.description.abstractBuah naga yang banyak dibudidayakan antara lain Hylocereus undatus (buah naga kulit merah daging putih) dan Hylocereus polyrhizus (buah naga kulit merah daging merah). Konsumsi buah naga menghasilkan buah yang berupa kulit, jumlah bagian kulit buah naga yang cukup besar, dengan pemanfaatan yang masih kurang bahkan hanya dibuang sebagai limbah sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Kulit buah naga mengandung komponen bioaktif seperti senyawa polifenol yang memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Salah satu jenis mikroba yang dapat dihambat oleh senyawa polifenol adalah Streptococcus mutans. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan ekstrak kulit buah naga putih (Hylocereus undarus) terhadap aktivitas anti Streptococcus mutans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali ulangan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yaitu pembuatan ekstrak kulit buah naga dan karakterisasi ekstrak meliputi rendemen, analisis warna, dan total polifenol, sedangkan penelitian utama yaitu pengujian daya hambat Streptococcus mutans. Ekstrak kulit buah naga didapatkan dari ekstraksi dengan tahapan meliputi pengupasan untuk memisahkan kulit dan daging buahnya, penghancuran kulit dengan cara diblender untuk mempermudah proses ekstraksi, ekstraksi metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% ekstraksi dilakukan selama ± 30 menit, evaporasi supernatan dengan suhu 40oC untuk menguapkan sisa pelarut etanol dan pengeringan dengan oven vacuum pada suhu 60oC selama 24 jam sampai kering sehingga diperoleh ektrak kulit buah naga merah dan putih. Hasil analisa total polifenol ekstrak kulit buah naga putih yaitu 55,59 mgGAE/g, sedangkan untuk ekstrak kulit buah naga merah memiliki kandungan total polifenol sebesar 64,27 mgGAE/g. Hasil analisis metode sumuran menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah naga putih dengan konsentrasi (12.5%, 25%, 37.5%, 50%, 62.5%, 75%) masing-masing menghasilkan zona hambat 1.3 mm; 3.28 mm; 5.53 mm; 6.67 mm; 7.43 mm; dan 8.38 mm. Sedangkan untuk ekstrak kulit buah naga merah masing-masing 3.08 mm; 5.53mm; 7.17 mm; 8.42mm; 9.37 mm; 10.42 mm. Hasil analisa aktivitas anti Streptococcus mutans metode sumuran menunjukkan bahwa peningkatan ekstrak kulit buah naga akan meningkatkan zona hambatnya. Konsentrasi 75% ekstrak kulit buah naga merah menghasilkan zona hambat yaitu sebesar 10.42 mm, sedangkan zona hambat untuk ekstrak kulit buah naga putih naga putih seluas 8.38 mm. Daya penghambatan terhadap Streptococcus mutans ekstrak kulit buah naga merah lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak kulit buah naga putih.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries111710101009;
dc.subjectANTI Streptococcus mutansen_US
dc.subjectKULIT BUAH NAGAen_US
dc.titleAKTIVITAS ANTI Streptococcus mutans EKSTRAK KULIT BUAH NAGAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record