AKTIVITAS ANTI Streptococcus mutans EKSTRAK KULIT BUAH NAGA
Abstract
Buah naga yang banyak dibudidayakan antara lain Hylocereus undatus (buah
naga kulit merah daging putih) dan Hylocereus polyrhizus (buah naga kulit merah
daging merah). Konsumsi buah naga menghasilkan buah yang berupa kulit, jumlah
bagian kulit buah naga yang cukup besar, dengan pemanfaatan yang masih kurang
bahkan hanya dibuang sebagai limbah sehingga dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan. Kulit buah naga mengandung komponen bioaktif seperti senyawa
polifenol yang memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Salah satu jenis mikroba
yang dapat dihambat oleh senyawa polifenol adalah Streptococcus mutans. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak kulit buah
naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan ekstrak kulit buah naga putih (Hylocereus
undarus) terhadap aktivitas anti Streptococcus mutans.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan
pengukuran sebanyak 3 kali ulangan. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap
yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yaitu
pembuatan ekstrak kulit buah naga dan karakterisasi ekstrak meliputi rendemen,
analisis warna, dan total polifenol, sedangkan penelitian utama yaitu pengujian
daya hambat Streptococcus mutans.
Ekstrak kulit buah naga didapatkan dari ekstraksi dengan tahapan meliputi
pengupasan untuk memisahkan kulit dan daging buahnya, penghancuran kulit
dengan cara diblender untuk mempermudah proses ekstraksi, ekstraksi metode
maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% ekstraksi dilakukan selama ± 30
menit, evaporasi supernatan dengan suhu 40oC untuk menguapkan sisa pelarut
etanol dan pengeringan dengan oven vacuum pada suhu 60oC selama 24 jam sampai
kering sehingga diperoleh ektrak kulit buah naga merah dan putih. Hasil analisa
total polifenol ekstrak kulit buah naga putih yaitu 55,59 mgGAE/g, sedangkan
untuk ekstrak kulit buah naga merah memiliki kandungan total polifenol sebesar
64,27 mgGAE/g.
Hasil analisis metode sumuran menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah naga
putih dengan konsentrasi (12.5%, 25%, 37.5%, 50%, 62.5%, 75%) masing-masing
menghasilkan zona hambat 1.3 mm; 3.28 mm; 5.53 mm; 6.67 mm; 7.43 mm; dan
8.38 mm. Sedangkan untuk ekstrak kulit buah naga merah masing-masing 3.08
mm; 5.53mm; 7.17 mm; 8.42mm; 9.37 mm; 10.42 mm. Hasil analisa aktivitas anti
Streptococcus mutans metode sumuran menunjukkan bahwa peningkatan ekstrak
kulit buah naga akan meningkatkan zona hambatnya. Konsentrasi 75% ekstrak kulit
buah naga merah menghasilkan zona hambat yaitu sebesar 10.42 mm, sedangkan
zona hambat untuk ekstrak kulit buah naga putih naga putih seluas 8.38 mm. Daya
penghambatan terhadap Streptococcus mutans ekstrak kulit buah naga merah lebih
tinggi dibandingkan dengan ekstrak kulit buah naga putih.