PERBANDINGAN PENGGUNAAN POLY ALUMUNIUM CHLORIDE (PAC) DAN ALUMUNIUM SULPHATE (TAWAS) CAIR PADA PROSES PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM JEMBER
Abstract
PDAM Jember merupakan perusahaan daerah yang mengelola air bersih untuk warga Jember. PDAM Jember memanfaatkan air Sungai Bedadung sebagai air baku yang akan diolah menjadi air bersih. Pengolahan air bersih di PDAM Jember menggunakan Poly Alumunium Chloride (PAC) sebagai koagulan pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tegal Besar dan tawas cair pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tegal Gede untuk proses koagulasi – flokulasi. Penambahan kedua jenis koagulan dalam air baku yang sama masih belum efektif dan akan meningkatkan biaya produksi pengolahan air bersih. Dengan demikian upaya yang dilakukan untuk meminiimalkan biaya produksi pengolahan air bersih yaitu menganalisis dari tingkat efektifitas dan nilai ekonomis koagulan Poly Alumunium Chloride (PAC) dan tawas cair. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas koagulan PAC dan tawas cair dalam proses koagulasi – flokulasi dan membandingkan biaya penggunaan PAC dan tawas cair yang dilakukan pada kedua IPA PDAM Jember.
Penelitian dilakukan pada bulan Januari – Maret 2015 pada musim hujan dengan lokasi pengambilan sampel air di IPA Tegal Besar dan IPA Tegal Gede, PDAM Jember. Perbandingan hasil uji kualitas air dilakukan sebelum dan sesudah proses koagulasi – flokulasi yang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan dan pengawasan kualitas air. Parameter yang digunakan yaitu parameter fisika meliputi kekeruhan, suhu, Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS) dan parameter kimia meliputi pH.
Hasil perbandingan efektifitas antara Poly Alumunium Chloride (PAC) dan tawas cair menunjukkan penggunaan PAC lebih efektif daripada tawas cair pada proses koagulasi – flokulasi, hal tersebut dapat dilihat dari rata – rata nilai efisiensi kekeruhan penggunaan PAC sebesar 95% dalam menurunkan kekeruhan
air baku dan rata – rata nilai efisiensi kekeruhan penggunaan tawas cair sebesar 93% tetapi setelah di analisis menggunakan uji t tidak terdapat perbedaan secara signifikan. Perbandingan biaya untuk penggunaan PAC lebih besar dari tawas cair, karena harga PAC yang mahal dan penggunaan dosis yang sama, namun jika penggunaan dosis PAC lebih optimum maka biaya akan lebih ekonomis daripada tawas cair.