• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agricultural Technology
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Agricultural Technology
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH UPT PSDA MALANG, MADIUN, DAN BOJONEGORO MENGGUNAKAN METODE AMBANG BATAS

    Thumbnail
    View/Open
    Ahmad Faruq K. - 101710201061.pdf (2.154Mb)
    Date
    2015-12-06
    Author
    K, Ahmad Faruq
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Banjir adalah genangan air di permukaan tanah, yang terjadi akibat tidak baiknya sistem drainase, sehingga tumpahan air hujan dan atau kiriman air dari daerah hulu tidak tertampung oleh sungai. Banjir merupakan salah satu bencana yang frekuensinya paling besar di Indonesia. Metode TLM (Threshold Level Method) merupakan metode yang digunakan untuk penentuan atas ambang batas banjir yang selanjutnya diolah menjadi data jumlah dan lama kejadian banjir serta jumlah pelampauan debit sungai. Metode TLM digunakan untuk menentukan ambang batas banjir yang terjadi di sungai dan input data yang digunakan hanya data rekaman debit pada periode tertentu. Nilai debit yang melampaui ambang batas dikatakan mengalami kelebihan air yang selanjutnya dinyatakan sebagai peristiwa banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ambang batas banjir pada 24 DAS di tiga wilayah UPT PSDA Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. Studi dilakukan pada 24 DAS di wilayah UPT PSDA Malang, Madiun, dan Bojonegoro. 24 DAS tersebut yaitu (1) DAS Bacem, (2) DAS Lebaksari, (3) DAS Jabon, (4) DAS Baros, (5) DAS Temon, (6) DAS Keser, (7) DAS Kebak, (8) DAS Pundensari, (9) DAS Nambangan, (10) DAS Magetan, (11) DAS Kauman, (12) Napel, (13) Ngawi, (14) Kedungpring, (15) Ngindeng, (16) Cepu, (17) Setren, (18) Pejok, (19) Babat, (20) Gandek, (21) Merakurak, (22) Genaharjo, (23) Singgahan, dan (24) Belikanget. Penentuan ambang batas banjir dengan metode TLM adalah dengan menggunakan nilai persentil 90 (Q90) dari data rekaman debit masing-masing DAS yang diamati. Sehingga, kejadian debit yang melampaui ambang batas yang telah ditentukan akan dikatagorikan sebagai kejadian banjir. Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada 24 DAS yang tersebar di wilayah UPT PSDA Malang, Madiun dan Bojonegoro dengan menggunakan data debit selama 6 tahun diperoleh ambang batas debit banjir yang terbesar adalah pada DAS Babat sebesar 990 m3/s dan terkecil pada DAS Baros sebesar 0.13 m3/s, sedangkan untuk banyaknya kejadian banjir terbanyak terjadi pada DAS Kedungpring sebanyak 122 kejadian dan yang paling sedikit pada DAS Belikanget sebanyak 23 kejadian. Berdasarkan hasil pengamatan kejadian banjir dengan menggunakan TLM diperoleh karakteristik banjir yaitu pada 24 DAS yang diamati jika dirata-rata kejadian banjir paling banyak terjadi pada bulan Februari dan Maret yang selanjutnya di sebut sebagai bulan rawan banjir. Sedangkan, untuk sebaran kejadian banjir tahunan terbanyak terjadi pada tahun 1998 dan 2001.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/66693
    Collections
    • UT-Faculty of Agricultural Technology [2728]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository