EVALUASI SIFAT-SIFAT PREBIOTIK SELAI BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DAN SELAI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) SECARA IN VIVO
Abstract
Evaluasi Sifat-Sifat Prebiotik Selai Buah Naga Putih (Hylocereus undatus)
dan Selai Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Secara In Vivo; Gama
Kusuma, 091710101062; 2014: 39 halaman; Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
Menurut beberapa penelitian, buah naga mengandung oligosakarida seperti
rafinosa, stakiosa, dan fruktooligosakarida yang potensial menjadi kandidat
prebiotik. Proses pengolahan panas dapat mempengaruhi sifat fungsional dari
suatu bahan. Buah naga dapat diolah menjadi berbagai bentuk olahan salah
satunya selai. Oleh karena itu diperlukan kajian yang mengkaji sifat-sifat prebiotik
buah naga dan selai buah naga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifatsifat
prebiotik buah naga dan selai buah naga dari varietas Hylocereus undatus
(buah naga putih) dan Hylocereus polyrhizus (buah naga merah).
Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu tahap persiapan penelitian
dan tahap analisis yang meliputi analisis kadar air dan kadar insoluble indigestible
fractions (IIF) serta mengevaluasi sifat-sifat prebiotik dari buah naga merah segar,
buah naga putih segar, sela buah naga merah, dan selai buah naga putih. Pengujian
yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dilakukan secara in vivo menggunakan
tiga orang relawan manusia dengan kriteria inklusif relawan (manusia) harus
berumur 18-50 tahun, memiliki indeks masa tubuh dari 20-30.. Kriteria eksklusif
untuk relawan yaitu relawan tidak mengkonsumsi antibiotik dalam kurun waktu 6
bulan sebelumnya, tidak memiliki gangguan saluran pencernaan dan selama masa
penelitian relawan tidak diizinkan mengkonsumsi produk prebiotik atau probiotik.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel
dan histogram yang disertai dengan standart deviasi dalam bentuk error bar. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kadar air buah naga merah segar sebesar 85,48%,
kadar air buah naga putih segar sebesar 84,99%, buah naga segar setelah
dilakukan pengolahan menjadi selai, kadar airnya mengalami penurunan. Kadar
air selai buah naga merah 54,46%, dan kadar air selai buah naga putih 57,69%.
kadar IIF dry basis buah naga segar lebih rendah daripada produk selai buah
naga. Kadar IIF selai buah naga merah sebesar 31,43%, sedangkan kadar IIF selai
buah naga putih sebesar 30,85% lebih tinggi daripada kadar IIF buah naga merah
segar (30,78%) dan buah naga putih segar (29,27%).
Evaluasi sifat-sifat prebiotik buah naga merah dan buah naga putih
dilakukan berdasarkan profil mikroflora feses relawan, nilai indeks prebiotik (IP)
dan profil asam lemak rantai pendek (SCFA). Hasil evaluasi sifat-sifat prebiotik
menunjukkan bahwa buah naga putih segar mampu meningkatkan jumlah bakteri
probiotik didalam feses relawan sebesar 1 log CFU/ml dari populasi awalnya
yaitu log 6,37 CFU/ml menjadi log 7,70 CFU/ml namun juga meningkatkan
populasi bakteri Enterobactericeae di dalam feses relawan. Pengolahan buah naga
putih menjadi selai menyebabkan penurunan stimulasi pertumbuhan probiotik.
Pada buah naga merah, pengolahan menjadi selai justru meningkatkan
kemampuan merangsang pertumbuhan probiotik. Produk buah naga segar dan
selai buah naga mampu menghasilkan senyawa asam lemak rantai pendek (SCFA)
dengan konsentrasi asam asetat paling tinggi kemudian diikuti oleh asam
propionat. Indeks prebiotik (IP) buah naga putih sebesar 1,7 paling tinggi
dibandingkan buah naga merah segar yang sebesar 1,18. Pengolahan menjadi selai
menyebabkan penurunan IP menjadi 0,49 (selai buah naga merah) dan 0,54 (selai
buah naga putih). Pengolahan buah naga merah menjadi selai menyebabkan
penurunan nilai absorbansi pimen β-sianin buah naga merah. Pengolahan buah
naga putih menjadi selai menyebabkan penurunan total padatan terlarut buah naga
putih.