KARAKTERISASI MUTU SUSU KEDELAI BALURAN
Abstract
Karakterisasi Mutu Susu Kedelai Baluran; Istiqomah, 101710201022; 2014:
79 halaman; Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jember.
Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati penting di Indonesia.
Indonesia memiliki banyak varietas kedelai unggul yang telah dibudidayakan.
Perbedaan varietas dan letak geografis tumbuhan umumnya menyebabkan
keragaman sifat fisik dan kimia kedelai yang dapat mempengaruhi produk
olahannya. Salah satu varietas kedelai yang dikembangkan di daerah Jawa Timur
adalah kedelai varietas Baluran. Namun belum banyak informasi tentang
karakteristik mutu kedelai tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui mutu
kedelai adalah dengan cara menganalisis mutu olahannya seperti susu kedelai.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui karakter susu kedelai Baluran dengan
perlakuan varietas berdasarkan lokasi pertumbuhan serta rasio kedelai dan air.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Agustus 2014 di
Laboratorium Enjiniring Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Jember. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kedelai
varietas Baluran yang diperoleh dari 3 tempat yang berbeda yaitu Bondowoso,
Jember dan Pasuruan. Kedelai ini didapatkan dari Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian Universitas Jember. Sebagai pembanding terhadap evaluasi mutu susu
kedelai varietas Baluran digunakan kedelai impor yang berasal dari USA.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor.
Faktor I yaitu varietas yang terdiri dari 2 varietas yaitu Baluran dan Impor. Pada
varietas Baluran terdiri dari 3 lokasi pertumbuhan yaitu Bondowoso, Jember dan
Pasuruan. Faktor II yaitu perbandingan komposisi kedelai dan air yang terdiri dari
3 perbandingan kedelai air 1:4; 1:6 dan 1:8 (b/b). Setiap perlakuan dilakukan 2
kali ulangan. Analisa data menggunakan ANOVA (Analisys of Variance) satu
viii
arah yang dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 0,05 dan 0,01. Data dari
penelitian ini disajikan dalam tabel dan histogram dengan error bar atau stdev.
Susu kedelai Baluran yang dihasilkan memiliki viskositas sebesar 76,5-99,0
cP, densitas sebesar 1,000-1,015 g/ml, parameter warna L sebesar 59,4-62,4,
parameter warna a sebesar -3,1 sampai dengan -2,4, parameter warna b sebesar
11,1-13,9, derajat keasaman (pH) sebesar 6,43-6,62, product recovery sebesar
47,90-56,53%, total padatan sebesar 6,25-11,11%, dan konduktivitas listrik
sebesar 2,65-4,00 mS. Sedangkan susu kedelai impor memiliki nilai viskositas
sebesar 75,5-113,0 cP, densitas sebesar 0,998-1,006 g/ml, parameter warna L
sebesar 59,4-60,7, parameter warna a sebesar -2,3 sampai dengan -1,6, parameter
warna b sebesar 10,7-12,8, derajat keasaman (pH) sebesar 6,32-6,50, product
recovery sebesar 49,03-54,45 %, total padatan sebesar 5,89-9,89 %, dan
konduktivitas listrik sebesar 2,22-3,26 mS.
Berdasarkan hasil penelitian, perbandingan komposisi kedelai dan air lebih
dominan berhubungan terhadap mutu susu kedelai dibanding dengan varietas.
Perbandingan komposisi kedelai dan air berbanding lurus dengan viskositas,
densitas, warna (L,a,b), total padatan dan konduktivitas listrik, dan perbandingan
komposisi kedelai dan air berbanding terbalik dengan product recovery dan pH.
Varietas berbanding lurus terhadap product recovery.