KARAKTERISTIK DARI PRODUK INTERAKSI ISOLAT PROTEIN KORO KOMAK DENGAN GUM XANTHAN
Abstract
Koro komak (Lablab purpureus (L.) Sweet) merupakan salah satu jenis
koro-koroan yang mempunyai kandungan lemak yang rendah, dan kandungan
protein yang tinggi, Akan tetapi di Indonesia pemanfaatannya hanya terbatas
untuk keperluan sehari-hari. Peningkatan pemanfaatannya dapat dilakukan dengan
cara memodifikasi menjadi isolat protein. Isolat protein biasanya digunakan
sebagai bahan tambahan pada produk-produk pangan karena memiliki sifat
fungsional yang dibutuhkan. Akan tetapi sifat fungsional Isolat Protein Koro
Komak (IPKK) terbatas, sehingga akan membatasi pemanfaatannya pada produkproduk
pangan. Untuk memperbaiki sifat fungsionalnya maka perlu dilakukan
modifikasi terhadap IPKK. Salah satu cara dapat dilakukan dengan
menginteraksikan IPKK dan gum xanthan. Namun perlu diketahui jumlah
perbandingan interaksi yang tepat yang memberikan sifat fungsional paling baik
sebagai bahan tambahan makanan.
Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi IPKK dengan
menginteraksikan IPKK dengan gum xanthan, mengetahui karakterisasi sifat
fungsional produk hasil interaksi IPKK dengan gum xanthan, mengetahui variasi
perbandingan interaksi IPKK dengan gum xanthan yang memberikan sifat
fungsional paling baik.
Penelitian dilakukan dalam dua tahap, pertama adalah pembuatan IPKK
dan tahap kedua adalah pembuatan produk hasil interaksi IPKK dengan gum
xanthan, menggunakan tiga variasi perbandingan serta analisa sifat fungsional dan
warna. Adapun perbandingannya adalah P1 (1 gr IPKK : 0, 5 gr gum xanthan), P2
(2 gr IPKK : 0,5 gum xanthan), P3 (3 gr IPKK : 0,5 gr gum xanthan). Analisa
yang dilakukan meliputi sifat fungsional (kelarutan terhadap pH, daya emulsi,
daya buih dan Oil Holding Capacity (OHC)) serta warna.
Analisa kelarutan dengan metode turbidity menunjukkan bahwa P2
mempunyai nilai tertinggi dibandingkan IPKK. Daya emulsi dan stabilitas emulsi
produk hasil interaksi lebih rendah daripada IPKK. Daya dan stabilitas buih
produk hasil interaksi lebih besar daripada IPKK, semakin banyak penambahan
IPKK nilai daya buih dan stabilitas buih produk semakin turun dan pada gum
xanthan tidak terdeteksi. Nilai OHC P1, P2, P3 lebih besar daripada IPKK, yaitu
berturut-turut 316,99±2,77; 226,07±1,10; 258,35±4,19. Hasil analisa warna pada
produk interaksi lebih baik daripada IPKK. IPKK yang semula berwarna putih
kekuningan dengan intensitas warna yang tinggi dan derajat putih yang rendah,
pada produk interaksi menjadi lebih putih dengan derajat dan kecerahan yang
tinggi serta intensitas warna yang rendah. Dari keseluruhan variasi interaksi
diketahui bahwa P1 memiliki sifat fungsional terbaik, karena memiliki nilai OHC
tinggi, daya dan stabilitas buih tinggi, daya emulsi yang cukup tinggi, serta warna
yang cenderung putih.