Show simple item record

dc.contributor.authorSofi Rosalin
dc.date.accessioned2014-01-25T17:05:50Z
dc.date.available2014-01-25T17:05:50Z
dc.date.issued2014-01-25
dc.identifier.nimNIM031710101098
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/24192
dc.description.abstractGula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa. Sukrosa merupakan gula yang diperoleh dari tanaman bit atau tebu (Saccharum officinarum L.). Fungsi gula dalam bahan pangan sangat banyak sehingga kebutuhan gula tidak dapat terpenuhi. Manajemen persediaan bahan baku merupakan hal yang penting dalam suatu kegiatan produksi. Penentuan formulasi kebutuhan bahan dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menentukan perencanaan persediaan bahan baku pada suatu periode dalam suatu proses produksi. Pabrik Gula Olean merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kegiatan produksinya adalah melakukan proses pengolahan gula tebu dan berada dibawah naungan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero). Dalam kegiatan produksi gula tebu, permasalahan yang sering dihadapi adalah jumlah kapasitas giling pabrik yang sangat terbatas menyebabkan perlu dilakukannya manajemen tebang angkut yang tepat untuk menghindari kerusakan bahan baku tebu akibat waktu tunggu yang terlalu lama antara petik dan giling. Jumlah kapasitas giling yang terbatas akan mempengaruhi jumlah bahan baku tambahan yang dibutuhkan pada proses pengolahan gula tebu. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan formulasi jumlah tebu tergiling dan bahan pembantu (kapur tohor, belerang, dan flokulant) untuk mencapai produksi gula SHS maksimal pada musim giling tahun 2003 sampai 2007 selama 8 periode pada PG. Olean Situbondo.Analisis data yang digunakan yaitu data-data tentang volume tebu tergiling, volume kapur tohor, volume belerang, volume flokulant dan volume gula SHS pada musim giling tahun 2003 sampai tahun 2007. Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu menyusun formulasi kebutuhan bahan baku dalam satu tahun dengan menggunakan metode regresi linier berganda dan analisis koefisien determinasi berganda (R2) dan koefisien korelasi (r). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produksi gula SHS musim giling tahun 2003 sampai 2007 yang paling maksimal pada periode 7 musim giling tahun 2007 yaitu sebesar 1070 ton dengan formulasi persediaan bahan baku yang harus dipesan untuk tebu tergiling 14840.4 ton, kapur tohor 0.0217 ton, belerang sebesar 0.0692 ton serta flokulant sebesar 0.0004 ton, dengan nilai R sebesar 99.0%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031710101098;
dc.subjectRegresi Linier,Formulasien_US
dc.titleAPLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU (Saccharum officinarum L) (STUDI KASUS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA “OLEAN” SITUBONDO)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record