APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU (Saccharum officinarum L) (STUDI KASUS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA “OLEAN” SITUBONDO)
Abstract
Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat
yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan
untuk menyatakan sukrosa. Sukrosa merupakan gula yang diperoleh dari tanaman bit
atau tebu (Saccharum officinarum L.). Fungsi gula dalam bahan pangan sangat
banyak sehingga kebutuhan gula tidak dapat terpenuhi.
Manajemen persediaan bahan baku merupakan hal yang penting dalam suatu
kegiatan produksi. Penentuan formulasi kebutuhan bahan dapat digunakan sebagai
salah satu cara untuk menentukan perencanaan persediaan bahan baku pada suatu
periode dalam suatu proses produksi.
Pabrik Gula Olean merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
kegiatan produksinya adalah melakukan proses pengolahan gula tebu dan berada
dibawah naungan PT Perkebunan Nusantara XI (Persero). Dalam kegiatan produksi
gula tebu, permasalahan yang sering dihadapi adalah jumlah kapasitas giling pabrik
yang sangat terbatas menyebabkan perlu dilakukannya manajemen tebang angkut
yang tepat untuk menghindari kerusakan bahan baku tebu akibat waktu tunggu yang
terlalu lama antara petik dan giling. Jumlah kapasitas giling yang terbatas akan
mempengaruhi jumlah bahan baku tambahan yang dibutuhkan pada proses
pengolahan gula tebu.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menentukan formulasi
jumlah tebu tergiling dan bahan pembantu (kapur tohor, belerang, dan flokulant)
untuk mencapai produksi gula SHS maksimal pada musim giling tahun 2003 sampai
2007 selama 8 periode pada PG. Olean Situbondo.Analisis data yang digunakan yaitu data-data tentang volume tebu tergiling,
volume kapur tohor, volume belerang, volume flokulant dan volume gula SHS pada
musim giling tahun 2003 sampai tahun 2007. Penelitian dilakukan melalui dua tahap
yaitu menyusun formulasi kebutuhan bahan baku dalam satu tahun dengan
menggunakan metode regresi linier berganda dan analisis koefisien determinasi
berganda (R2) dan koefisien korelasi (r).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produksi gula SHS
musim giling tahun 2003 sampai 2007 yang paling maksimal pada periode 7 musim
giling tahun 2007 yaitu sebesar 1070 ton dengan formulasi persediaan bahan baku
yang harus dipesan untuk tebu tergiling 14840.4 ton, kapur tohor 0.0217 ton, belerang
sebesar 0.0692 ton serta flokulant sebesar 0.0004 ton, dengan nilai R sebesar 99.0%.