Show simple item record

dc.contributor.authorYustina Sukmawati
dc.date.accessioned2014-01-21T04:16:30Z
dc.date.available2014-01-21T04:16:30Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM031710101110
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19516
dc.description.abstractPelapis merupakan bahan yang berfungsi melindungi bahan pangan dan non pangan dari pengaruh faktor internal dan eksternal agar tidak menyebabkan kerusakan. Jenis pelapis yang sering digunakan adalah plastik. Plastik bersifat nonbiodegradable dimana bahan dasarnya adalah non-renewable sehingga mencemari lingkungan dan tidak hemat energi. Saat ini penelitian dan pengembangan teknologi bahan pelapis biodegradable terarah pada usaha membuat pelapis yang mempunyai sifat seperti plastik yang berbasiskan bahan alami dan mudah terurai, seperti pelapis edibel. Pelapis edibel (edibel film) merupakan lapisan film tipis yang terbentuk dari hasil polimerisasi beberapa material yang dapat dimakan. Komponen utama pembentuk edibel film adalah biopolimer seperti protein, pati, pektin, gum, lemak. Edibel film dapat mempertahankan kualitas produk dari kerusakan karena proses oksidasi, menjaga kelembaban, mempertahankan aroma, menjaga kestabilan fungsi bbahan seperti sebagai antioksidan atau antimikroba serta memperbaiki kenampakan dan struktur. Biji koro mengandung protein cukup tinggi, yaitu sekitar 18-25% sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan pembuatan edibel film. Koro yang dikecambahkan menghasilkan senyawa fenol yang dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik edibel film. Untuk memacu proses perkecambahan biji dapat digunakan senyawa elisitor. Salah satu jenis elisitor adalah larutan sukrosa. Konsentrasi elisitor dari larutan sukrosa yang digunakan berpengaruh terhadap total fenol. Selain itu, proses perkecambahan akan menurunkan jumlah karbohidrat sehingga akan berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik edibel film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi elisitor, nilai kecerahan (L) semakin menurun (warna makin gelap). Nilai perpanjangan edibel film naik dari konsentrasi elisitor 0 ppm sampai 1000 ppm, kemudian menurun pada 1500 ppm dan 2000 ppm, sedangkan nilai kekuatan tarik makin menurun dengan semakin bertambahnya konsentrasi elisitor larutan sukrosa. Ketebalan edibel film meningkat sampai pada konsentrasi elisitor 1000 ppm, namun pada konsentrasi elisitor 1500 ppm dan 2000 ppm nilai ketebalan edibel film menurun. Nilai WVTR terus meningkat mulai dari konsentrasi elisitor 0 ppm sampai konsentrasi elisitor 2000 ppm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031710101110;
dc.subjectEdibel Film dari Koro Pedang yang Dikecambahkanen_US
dc.titlePembuatan Edibel Film dari Koro Pedang yang Dikecambahkan dengan Variasi Konsentrasi Elisitor Larutan Sukrosaen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record