Pembuatan Edibel Film dari Koro Pedang yang Dikecambahkan dengan Variasi Konsentrasi Elisitor Larutan Sukrosa
Abstract
Pelapis merupakan bahan yang berfungsi melindungi bahan pangan dan non
pangan dari pengaruh faktor internal dan eksternal agar tidak menyebabkan
kerusakan. Jenis pelapis yang sering digunakan adalah plastik. Plastik bersifat nonbiodegradable
dimana bahan dasarnya adalah non-renewable sehingga mencemari
lingkungan dan tidak hemat energi. Saat ini penelitian dan pengembangan teknologi
bahan pelapis biodegradable terarah pada usaha membuat pelapis yang mempunyai
sifat seperti plastik yang berbasiskan bahan alami dan mudah terurai, seperti pelapis
edibel. Pelapis edibel (edibel film) merupakan lapisan film tipis yang terbentuk dari
hasil polimerisasi beberapa material yang dapat dimakan. Komponen utama
pembentuk edibel film adalah biopolimer seperti protein, pati, pektin, gum, lemak.
Edibel film dapat mempertahankan kualitas produk dari kerusakan karena proses
oksidasi, menjaga kelembaban, mempertahankan aroma, menjaga kestabilan fungsi
bbahan seperti sebagai antioksidan atau antimikroba serta memperbaiki kenampakan
dan struktur.
Biji koro mengandung protein cukup tinggi, yaitu sekitar 18-25% sehingga
berpotensi digunakan sebagai bahan pembuatan edibel film. Koro yang
dikecambahkan menghasilkan senyawa fenol yang dapat meningkatkan sifat fisik dan
mekanik edibel film. Untuk memacu proses perkecambahan biji dapat digunakan
senyawa elisitor. Salah satu jenis elisitor adalah larutan sukrosa. Konsentrasi elisitor
dari larutan sukrosa yang digunakan berpengaruh terhadap total fenol. Selain itu,
proses perkecambahan akan menurunkan jumlah karbohidrat sehingga akan
berpengaruh terhadap sifat fisik dan mekanik edibel film.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi elisitor, nilai
kecerahan (L) semakin menurun (warna makin gelap). Nilai perpanjangan edibel film
naik dari konsentrasi elisitor 0 ppm sampai 1000 ppm, kemudian menurun pada 1500
ppm dan 2000 ppm, sedangkan nilai kekuatan tarik makin menurun dengan semakin
bertambahnya konsentrasi elisitor larutan sukrosa. Ketebalan edibel film meningkat
sampai pada konsentrasi elisitor 1000 ppm, namun pada konsentrasi elisitor 1500
ppm dan 2000 ppm nilai ketebalan edibel film menurun. Nilai WVTR terus
meningkat mulai dari konsentrasi elisitor 0 ppm sampai konsentrasi elisitor 2000
ppm.