PENGARUH PENYEMPROTAN EKSTRAK KOMPOS LIMBAH SAYURAN YANG DIPROSES SECARA TERTUTUP TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT ANTRAKNOSA (Gloeosporium piperatum Ell. et Ev.) PADA CABAI MERAH
Abstract
Limbah sayuran merupakan salah satu jenis sampah kota yang dapat dimanfaatkan
kembali sebagai bahan baku pembuatan kompos. Penambahan effective microorganisms
four (EM-4) dalam proses pembuatan kompos dapat meningkatkan aktivitas
mikroorganisme di dalam kompos untuk menghasilkan senyawa organik yang dapat
menekan keberadaan patogen. Pembuatan ekstrak kompos dari limbah sayuran, diharapkan
dapat menjadi biopestisida sebagai alternatif pengendalian hayati penyakit antraknosa pada
cabai merah.
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan dan halaman
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Jember, pada bulan
Maret 2005 sampai dengan Oktober 2005. Ekstrak kompos yang diuji berasal dari limbah
sayuran (LS) yang dikomposkan dengan (+) atau tanpa (-) penambahan EM-4, diekstrak
dengan (+) atau tanpa (-) penambahan P. aeruginosa (Pa), kemudian difermentasi secara
tertutup. Hasilnya ada empat ekstrak kompos hasil fermentasi yang dinamakan sebagai E
(ekstrak kompos dengan EM-4 dan P. aeruginosa = LS+EM-4+Pa), E
dengan EM-4 tanpa P. aeruginosa = LS+EM-4−Pa), E
3
2
(ekstrak kompos
(ekstrak kompos dengan P.
aeruginosa tanpa EM-4 = LS−EM-4+Pa) dan E
(ekstrak kompos tanpa EM-4 dan P.
aeruginosa = LS−EM-4−Pa). Pengaruh ekstrak kompos limbah sayuran yang diproses
secara tertutup terhadap pertumbuhan G. piperatum, diuji secara in vitro dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan dan diulang lima
kali. Faktor pertama adalah macam ekstrak kompos limbah sayuran yang meliputi E
4
,
E
3
dan E
. Faktor kedua adalah konsentrasi ekstrak kompos limbah sayuran yaitu: 0,50 kg
l
-1
(K
1
4
), 0,33 kg l
-1
(K
2
) dan 0,20 kg l
-1
(K
3
).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]