Strategi Pemasaran Dan Peningkatan Kualitas Produk Kerupuk (Studi Kasus Di Pabrik Krupuk Thr, Kelurahan Sempusari)
Abstract
Pabrik Kerupuk THR merupakan salah satu usaha agroindustri yang
memproduksi kerupuk. Produksi yang dilakukan oleh Pabrik Kerupuk THR saat
ini masih kurang maksimal sehingga pemasaran yang dilakukan pun belum
maksimal. Hal ini ditunjukkan dari kapasitas produksi yang masih rendah dan
cenderung menurun setiap bulannya. Oleh karena itu, perlu direncanakan dan
diformulasikan strategi pemasaran yang tepat dan peningkatan kualitas produk
dalam upaya peningkatan penjualan kerupuk. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan strategi pemasaran kerupuk dan peningkatan kualitas kerupuk
yang tepat agar mampu meningkatkan penjualan dan produk dapat bersaing di
pasaran.
Penelitian ini dilakukan melalui metode observasi dan wawancara dengan
narasumber baik dari perusahaan, distributor, maupun konsumen di Pabrik
Kerupuk THR. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT
dengan menganalisis faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan
serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman serta dengan analisis
FMEA dengan menganalisis penyebab kegagalan dan upaya penyelesaian.
Berdasarkan hasil analisis SWOT diketahui bahwa posisi perusahaan
berdasarkan kekuatan faktor internal dan eksternal Pabrik Kerupuk THR
menunjukkan strategi pertumbuhan konsentrasi melalui integrasi horisontal, yang
dilakukan dengan memperluas perusahaan dan meningkatkan jenis produk serta
jasa. Perencanaan strategi pemasaran untuk jangka pendek dapat dilakukan
dengan meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan promosi dan pelayanan
konsumen, memberikan harga promosi, serta meningkatkan kualitas bahan baku
dan produk. Sedangkan untuk strategi jangka panjang dapat dilakukan dengan
menambah alat dan fasilitas produksi, melakukan kontrak dengan supplier,
meningkatkan kualitas SDM, menambah jenis produk yang dihasilkan, dan
melakukan sistem inventory.
Pada analisis FMEA dapat diketahui bahwa resiko kegagalan yang terjadi
pada parameter atau komponen pencetakan dan pengemasan. Pada komponen
pencetakan, dikarenakan ketidak konsistensinya pekerja melakukan dalam
melakukan pencetakan. Hal ini berakibat, banyak bentuk serta ukuran yang tidak
seragam sesuai dengan alat pencetakannya. Sedangkan untuk komponen
pengemasan dikarenakan pengemasan yang digunakan tidak tebal. Kemasan
yanag digunkan berupa kemasan tipis dan mudah sobek, sehingga tidak bisa
melindungi produk di dalamnya dengan maksimaldan sering menyebabkan
produk tidak renyah/melempem.