Pengembangan Model Adopsi dan Penerimaan Teknologi E-learning pada Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus: SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik)
Abstract
Perkembangan teknologi informasi, khususnya dengan meningkatnya akses
internet di Indonesia, memberikan peluang besar bagi penerapan pembelajaran
online yang lebih inovatif dan dapat diakses oleh generasi muda. E-learning
menawarkan solusi untuk mengatasi keterbatasan pembelajaran tradisional dan
menyediakan kesempatan belajar yang lebih luas bagi siswa. Keberhasilan
implementasi e-learning di tingkat sekolah menengah sangat bergantung pada
kecocokan teknologi dengan kebutuhan dan nilai siswa, serta kemampuan untuk
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Penelitian ini akan
mengintegrasikan model TAM, social influence dan facilitating condition dari
UTAUT, dengan variabel tambahan perceived mobility value dan perceived
enjoyment (Pratama, 2021), computer self-efficacy (Martínez-Gómez et al., 2022),
dan variabel moderasi experience dan gender (Sulaymani et al., 2022). Penelitian
ini mengusulkan model adopsi e-learning yang menggabungkan berbagai teori,
dengan tujuan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi adopsi teknologi ini, serta memberikan panduan untuk
implementasi yang lebih efektif di tingkat sekolah menengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji model
dan hipotesis melalui penyebaran kuesioner online kepada siswa SMA
Muhammadiyah 10 GKB Gresik, pengguna E-learning Virtual Class SMAM10.
Dari populasi sebanyak 501 siswa, jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus
Slovin (Persamaan 1), menghasilkan 223 responden. Selanjutnya, teknik stratified
random sampling diterapkan untuk memastikan setiap subpopulasi terwakili secara
proporsional (Persamaan 2). Analisis dilakukan melalui uji instrumen, uji model fit,
analisis model struktural, dan pengujian variabel moderasi. Pengujian instrumen
mencakup uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan keabsahan dan konsistensi
alat ukur. Validitas diuji melalui convergent validity (Outer loading dan AVE) dan
discriminant validity (Cross loading dan akar kuadrat AVE Fornell-Larcker).
Reliabilitas diuji dengan Composite Reliability dan Cronbach’s Alpha. Uji model
fit mengevaluasi kesesuaian model penelitian dengan data empiris menggunakan
parameter SRMR dan GoF. Analisis model struktural melibatkan p-value, original
sample (O), dan effect size. Analisis pengaruh variabel moderasi menggunakan
Multigroup Analysis (MGA) dilakukan untuk menilai dampak variabel moderasi
terhadap hubungan independen-dependen, dengan memperhatikan path coefficient
dan signifikansi (p-value < 0,05).
Hasil uji model fit menunjukkan bahwa nilai SRMR 0.066 dan GoF 0.534,
yang menunjukkan bahwa model ini cocok dengan data yang diperoleh. Dari 28
hipotesis yang diuji, 15 diterima dan 13 ditolak. Facilitating Conditions dan
Perceived Enjoyment berperan signifikan dalam membentuk sikap dan niat siswa,
sementara Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, dan Computer SelfEfficacy mempengaruhi sikap, niat, dan penggunaan nyata Virtual Class SMAM10
oleh siswa, dengan Behavioral Intention sebagai prediktor utama untuk penggunaan
sistem. Temuan ini memberikan wawasan penting mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi adopsi e-learning di kalangan siswa dan model yang mengintegrasikan faktor-faktor signifikan, sehingga dapat menjadi acuan efektif
dalam memfasilitasi keberhasilan adopsi teknologi baru di tingkat sekolah
menengah atas.