Penentuan Sifat Fisik dan Termal pada Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Abstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) merupakan tumbuhan yang
masuk kategori tumbuhan temu-temuan, yang sangat baik untuk kesehatan.
Temulawak merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat-obatan yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberacea) yang banyak ditemukan di
hutan-hutan pada daerah tropis. Kadar air rimpang temulawak pada saat dipanen
berkisar 80-90%, angka ini cukup tinggi sehingga komoditas ini mudah rusak bila
tidak segera diolah atau dikeringkan. Pengolahan temulawak menjadi produk
pangan baru akan menyebabkan temulawak mengalami perlakuan panas seperti
pemanasan (blanching, sterilisasi), pendinginan, evaporasi, pengeringan dan
penghalusan. Untuk menghitung proses-proses tersebut diperlukan suatu
pengetahuan tentang sifat-sifat atau karakteristik pada temulawak supaya proses
pengolahan temulawak dapat dilakukan secara tepat dan baik untuk menghasilkan
bahan pangan yang bermutu tinggi. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam
penanganan temulawak yaitu perhitungan sifat fisik untuk meminimalisir
kerusakan dan sensivitas temulawak terhadap proses termal.
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting
dalam menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan merancang suatu
alat khusus untuk suatu produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk dan cara
penanganannya. Sifat fisik temulawak yang harus diperhatikan diantaranya ukuran
temulawak (massa, panjang, lebar dan volume), volume spesifik, true density, dan
porositas. Sifat termal temulawak sangat penting dalam menentukan sebuah
rancangan proses atau process design dalam pengolahan temulawak. Sifat termal
sangat mempengaruhi karakteristik produk saat mengalami proses yang melibatkan
peranan suhu seperti pembekuan, evaporasi, dan dehidrasi. Sifat termal pada
temulawak terkait panas spesifik, konduktivitas termal, dan difusivitas panas. Hasil
sifat fisik pada rimpang temulawak pada parameter pengamatan kadar air berkisar
antara 91.58% - 92.18%, volume spesifik berkisar antara 0.00099 m3
/kg - 0.00101
m3
/kg, densitas berkisar antara 965.4008 kg/m3
– 995.7424 kg/m3
, dan porositas
berkisar antara 49.31% - 50.30%. Hasil sifat termal pada rimpang temulawak pada
parameter panas spesifik berkisar antara 2.74613 kJ/kg ◦C – 2.96650 kJ/kg ◦C,
konduktivitas termal berkisar antara 0.38600 W/mK – 0.41367 W/mK, dan
difusivitas termal berkisar antara 0.1441 mm2
/dtk – 0.1449 mm2
/dtk. Hubungan
sifat fisik dan sifat termal pada rimpang temulawak saling mempengaruhi.
Hubungan kadar air dengan panas spesifik, konduktivitas termal, dan difusivitas
termal berbanding lurus. Hubungan volume spesifik dengan panas spesifik,
konduktivitas termal, dan difusivitas termal berbanding terbalik. Hubungan
densitas dengan panas spesifik, konduktivitas termal, dan difusivitas termal
berbanding lurus. Hubungan porositas dengan panas spesifik, konduktivitas termal,
dan difusivitas termal berbanding terbalik.