Aktivitas Antioksidan, Total Kandungan Polifenol, dan FTIR Edible Film Ekstrak Kulit Buah Naga dengan Penambahan CMC dan Isolat Protein Kedelai
Abstract
Edible film adalah kemasan produk pangan berupa lapisan tipis yang dapat
dimakan. Polisakarida dan senyawa turunannya seperti pektin dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan edible film. Pektin memiliki fungsi sebagai
membran permeable selektif yang mampu menghambat proses respirasi pada buah
dan sayur. Pemanfaatan edible film dari ekstrak pektin kulit buah naga merah sangat
baik untuk mengurangi limbah, dan sebagai upaya dalam menerapkan zero waste.
Edible film berbasis pektin biasanya memiliki sifat yang lentur dan rapuh, sehingga
perlu ditambahkan bahan yang dapat memperbaiki karakteristik mekaniknya,
seperti carboxymethyl cellulose (CMC) dan isolat protein kedelai. Kulit buah naga
merah juga mengandung antosianin yang kaya senyawa aktif polifenol dan
berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan dalam edible film bermanfaat sebagai
zat aktif penghambat oksidasi pada produk yang dikemas (kemasan aktif).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak pektin
kulit buah naga, CMC, dan isolat protein kedelai terhadap kandungan total polifenol
dan aktivitas antioksidan edible film ekstrak kulit buah naga dengan penambahan
CMC dan isolat protein kedelai, serta penghambatan oksidasi minyak kacang tanah.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu ekstraksi pektin kulit buah
naga dan pembuatan edible film aktif. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan formula yang terdiri dari ekstrak 100 g ekstrak pektin kulit
buah naga (P1), 100 g ekstrak pektin kulit buah naga + 0,5 g CMC (P2), 100 g
ekstrak pektin kulit buah naga + 1 g CMC (P3), 100 g ekstrak pektin kulit buah
naga + 0,5 g CMC + 5 g ISP (P4), dan 100 g ekstrak pektin kulit buah naga + 1 g
CMC + 5 g ISP (P5). Percobaan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati
meliputi kandungan polifenol total, aktivitas antioksidan, penghambatan oksidasi
lipid, dan pengamatan gugus fungsi melalui metode Fourier Transform Infrared
(FTIR). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance
(ANOVA) pada α ≤ 0,05. Jika terdapat pengaruh yang nyata antar perlakuan, data
dilanjutkan dengan Duncan's Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak pektin kulit buah
naga, CMC, dan isolat protein kedelai berpengaruh nyata terhadap peningkatan
kandungan total polifenol dan aktivitas antioksidan pada edible film berbasis
ekstrak pektin kulit buah naga, serta bilangan peroksida minyak kacang tanah pada
setiap hari pengamatan selama 14 hari penyimpanan pada suhu 50°C. Edible film
dengan jumlah pektin dan penambahan CMC tertinggi memiliki kandungan
polifenol dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan edible
film dengan jumlah pektin terendah dan edible film tanpa penambahan CMC. Edible
film yang berbasis ekstrak pektin kulit buah naga dapat menghambat oksidasi lipid
yang ditunjukkan dengan nilai peroksida minyak kacang tanah yang lebih rendah
dibandingkan dengan kontrol. Pada analisis FTIR terlihat perbedaan komposisi dan
penambahan jumlah bahan yang digunakan menunjukkan perbedaan yang nyata
pada gugus fungsi yang ditunjukkan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa
penggunaan jumlah pektin kulit buah naga dan jumlah CMC tertinggi (P3) dapat
menghasilkan edible film aktif dengan kandungan total polifenol dan aktivitas
antioksidan paling tinggi, yaitu 17,847 ± 0,295 mg GAE/g dan 28,074 ± 0,413 %.
Sampel P3 juga memiliki kemampuan menghambat oksidasi minyak paling baik
yang ditunjukkan dengan bilangan peroksida paling rendah pada hari ke-11, yaitu
6,928 ± 0,238 meq O2/kg. Edible film berbasis ekstrak kulit buah naga terbukti dapat
diaplikasikan pada produk pangan yang mudah teroksidasi.