Identifikasi Perubahan Selama Proses Penyimpanan Daging Sapi Menggunakan Electronic Nose Berbasis Sensor MQ 2 dan MQ 136
Abstract
Daging sapi adalah salah satu bahan penting untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Penurunan kualitas daging sapi ditandai dengan bau yang tidak sedap. Penggunaan indra penciuman manusia untuk mendeteksi kesegaran daging sapi bersifat subjektif. Berdasarkan hal ini, diperlukan metode untuk memudahkan deteksi pembusukan daging sapi yang dapat menunjukkan perbedaan antara daging sapi segar dan yang sudah rusak, menggunakan electronic nose (e-nose). Penelitian ini menggunakan tiga faktor: penyimpanan daging sapi, suhu pemanasan, dan jenis sensor. Suhu pemanasan yang digunakan adalah 40, 55, 70, 85, dan 100°C. Sensor yang digunakan adalah sensor MQ 2 dan MQ 136. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pemanasan untuk sampel adalah 70°C. Perbedaan pola grafik radar jelas menunjukkan perbedaan pada 16 jam penyimpanan, di mana sampel daging sapi segar memiliki pola yang lebih luas dibandingkan dengan sampel daging sapi beku. Hasil klasifikasi menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) membuktikan bahwa sampel daging sapi segar dan beku dapat diklasifikasikan.