Transfer Lahan Komoditas Kubis dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya
Abstract
Penguasaan lahan pertanian menjadi salah satu tolak ukur dalam melihat
kesejahteraan petani, semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin tinggi tingkat
kesejahteraan petani. Lahan pertanian dapat berpindah penguasaan baik untuk
pengelolaannya saja maupun berpindah kepemilikan. Lahan yang berpindah
kepemilikian artinya lahan tersebut sudah secara resmi kepimilikannya berubah ke
orang lain memlalui proses jual beli. Sedangkan untuk lahan yang berubah status
penguasannya ketika lahan yang dimiliki oleh seseorang diolah dan dikuasai oleh
orang lain tanpa berpindah tangan kepemilikan dan bisa didapatkan melalui proses
sewa lahan. Proses perpindahan penguasaan lahan tersebut disebut dengan transfer
lahan. Rata-rata kepemilikan lahan di Indonesia tergolong masih rendah yaitu
sebesar 0,3 hektar. Permasalahan ini dapat diatasi petani dengan tranfer lahan
melalui sewa lahan sehingga dapat memperluas lahan yang dikelola dan dapat
meningkatkan hasil produksi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk 1) mengetahui
transfer lahan dan nilai lahan komoditas kubis dibandingkan dengan komoditas
pangan dan 2) mengetahui factor yang mempenngaruhi petani melakukann transfer
lahan pada komoditas kubis di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Penelitian
dilakukan di Desa Dukuh Dempok Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember.
Metode penelitian yang digunakan analitik dan deskriptif. Sampel pada penelitian
ditentukan dengan purposive sampling dan didapatkan sejumlah 35 petani
responden.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat 34,29% responden yang
bersedia melakuan transferr lahan dengan system sewa. Sewa lahan di Desa Dukuh
Dempok Kecamatan Ambulu mulai dari Rp 3.500.000 per 5.000 m2
untuk setiap
musim tanam. Harga sewa lahan untuk komoditas jagung mulai dari Rp 3.000.000
per 2.500 m2
setiap musim tanam, dan harga sewa untuk komoditas kubis mulai
dari Rp 7.000.000 per 5.000 m2
untuk setiap musim tanam. Nilai ekonomi lahan
tertinggi terjaid pada lahan yang ditanam komoditas kubis yaitu pada pola tanam
II MT II yaitu sebesar Rp 106.132.550 Ha/Tahun. Sedangkan untuk Rerata nilai
ekonomi lahan per tahun tertinggi pada pola tanam I (Padi-Kubis-Kubis) sebesar
Rp183.093.350,45 ha/tahun. (2) hasil analisis regresi logistik menunjukkan terdapat
beberapa variable berpangruh terhadap keputusan petani melakukan transfer lahan.
Variable luas lahan dan Pendidikan berpengaruh positif, sedangkan variable
kesuburan lahan berpengaruh negatif terhadap keputusan petani melakukan transfer
lahan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4455]