Optimalisasi Persebaran Penyerapan Karbon Taman Aktif pada Wilayah Surabaya Pusat
Abstract
Ruang Terbuka Hijau (RTH) memiliki peran penting dalam menyerap karbon
dioksida (CO₂) sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim di Kota
Surabaya. Kota Surabaya memiliki tingkat emisi CO₂ yang tinggi dari aktivitas
industri dan kendaraan bermotor, sehingga diperlukan analisis persebaran
penyerapan karbon di taman aktif pada wilayah Surabaya Pusat. Analisis
persebaran penyerapan karbon dilakukan dengan inventarisasi jenis tanaman,
perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) untuk menentukan dominasi jenis tanaman
dan metode interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW) untuk memetakan
persebaran penyerapan karbon berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil
penelitian menunjukkan persebaran penyerapan karbon berhubungan dengan luas
taman, kerapatan vegetasi, dan jenis tumbuhan yang mendominasi. Taman dengan
serapan karbon tertinggi yaitu Taman Keputran sebesar 891,42 tonCO₂eq/ha, dan
taman dengan serapan karbon terendah yaitu Taman Kartika sebesar 22,86
tonCO₂eq/ha. Untuk meningkatkan persebaran penyerapan karbon, dilakukan
optimalisasi pada taman dengan biomassa dan serapan karbon yang rendah, yaitu
Taman Apsari, Taman Kartika, dan Taman Buah Undaan. Hasil optimalisasi
membuat serapan karbon meningkat pada Taman Apsari, Taman Kartika, dan
Taman Buah Undaan menjadi 596,61 tonCO₂eq/ha, 231,63 tonCO₂eq/ha, dan
927,95 tonCO₂eq/ha. Selain itu, hasil optimalisasi membuat distribusi penyerapan
karbon di Surabaya Pusat menjadi lebih baik, ditandai dengan berkurangnya area
dengan tingkat serapan karbon rendah (zona merah dan oranye). Secara
keseluruhan, proses optimalisasi meningkatkan total serapan karbon sebesar
47,53%.