Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) dalam Manajemen Kualitas Produk Teh Celup Daun Kelor (Studi Kasus di UMKM Indra Jaya Sidoarjo)

Abstract

Daun kelor merupakan tanaman yang memiliki banyak kandungan gizi yang tinggi dan potensi besar sebagai bahan pangan fungsional, salah satunya yaitu dapat diolah menjadi teh celup. UMKM Indra Jaya merupakan salah satu produsen teh celup daun kelor di Sidoarjo, namun produk ini perlu ditingkatkan kualitasnya untuk bersaing di pasar yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk teh celup daun kelor agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan meningkatkan daya saing produk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quality Function Deployment (QFD), yang digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen atau Voice of Customer (VoC) menjadi respon teknis yang mendukung pengembangan produk yang lebih baik. Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Indra Jaya, yaitu kurangnya kualitas rasa, aroma, dan harga pada produk teh celup daun kelor yang mengurangi daya saing di pasar. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen teh celup daun kelor untuk mengetahui atribut produk yang dianggap penting dan yang perlu diperbaiki. Atribut yang diidentifikasi antara lain rasa, warna, aroma, berat bersih, kemasan, dan harga. Penerapan QFD pada penelitian ini menggunakan matriks House of Quality (HoQ) untuk menghubungkan kebutuhan konsumen dengan respon teknis. QFD dilakukan dalam empat fase, dimulai dengan perencanaan produk, perencanaan desain, perencanaan proses, hingga perencanaan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut-atribut yang paling penting bagi konsumen dalam memilih produk teh celup daun kelor adalah rasa, aroma, warna, berat bersih, kemasan, dan harga. Atribut rasa, aroma dan harga memiliki pengaruh terbesar terhadap kepuasan konsumen, sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam hal ini untuk meningkatkan daya saing produk. Atribut lainnya seperti warna, berat bersih, dan kemasan juga dianggap sangat penting dalam perbaikan produk. Berdasarkan analisis QFD, beberapa masalah kualitas yang ditemukan adalah rasa teh yang terlalu pahit, aroma yang kurang khas, dan harga yang ditawarkan terlalu tinggi. Rekomendasi untuk perbaikan manajemen kualitas dari aspek produk meliputi pengendalian kualitas dengan menerapkan SOP sesuai standar untuk menjaga konsistensi kualitas produk, pelatihan karyawan dan evaluasi hasil kinerja secara berkala agar karyawan dapat memahami dan melakukan proses produksi sesuai standar, pemilihan kualitas daun kelor yang berwarna hijau tua dan segar untuk menjaga kualitas gizi yang terkandung, penentuan lokasi pemasok yang dekat dapat mengurangi biaya perjalanan ke tempat produksi, serta pengadaan dan pemeliharaan alat produksi secara berkala untuk meningkatkan kapasitas produksi, serta mengurangi waktu dan biaya produksi. Sementara itu, rekomendasi perbaikan dari aspek layanan adalah memberikan diskon yang bervariasi dan mempromosikannya melalui media sosial untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, serta melakukan penjualan produk melalui platform e-commerce. Penerapan metode QFD di UMKM Indra Jaya diharapkan dapat memperbaiki manajemen kualitas produk teh celup daun kelor, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen.