Modifikasi Pisau pada Mesin Pengiris Tempe Menggunakan Bahan Plat Stainless
Abstract
Keripik tempe merupakan salah satu jenis olahan makanan yang banyak
digemari oleh semua kalangan. Pembuatan keripik tempe terdiri dari beberapa
proses yaitu pengirisan, pencampuran bahan, penggorengan dan pengemasan.
Pengirisan merupakan proses yang utama, karena pada proses tersebut dapat
mempengaruhi kualitas keripik. Pisau merupakan komponen yang penting dalam
pengirisan. Tetapi masih banyak mesin pengiris kripik tempe menggunakan pisau
berbahan besi yang kesterilisasiannya masih kurang, Oleh karena itu, perlu adanya
pembaruan atau pergantian pisau yang tahan lama serta terjamin kehigienisan dan
kesterilannya pada mesin pemotong makanan. Pemanfaatan bahan pembuatan pisau
menggunakan plat besi stainless tipe 304 foodgride untuk menanggulangi masalah
tersebut. Stainless steel merupakan baja anti karat yang tahan terhadap korosi
karena memiliki unsur paduan minimal 18% krom dan 8% nikel. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya modifikasi pisau pada mesin
pengiris tempe menggunakan bahan plat stainless.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pembuatan pisau berbahan plat
stainless dan melakukan uji kinerja mesin pengiris tempe menggunakan pisau plat
stainless dengan menghitung kapasitas kerja, mutu kerja, aliran daya dan
kebisingan. Penelitian ini diawali dengan perancangan dan pembuatan pisau
berbahan plat stainless, kemudian pemasangan pisau ke mesin pengiris tempe
dilanjut dengan menguji hasil pisau dengan pengukuran kapasitas, mutu kerja,
kebisingan, dan aliran daya pada mesin, kemudian analisis data ini menggunakan
software SPSS dan Excel, diuji anova satu faktor dan dilanjutkan dengan uji kontras
orthogonal.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, bahwa hasil rancangan pisu
terbuat dari plat besi stainless steel type 304 food gride berbentuk melengkung.
Pada sisi luar pisau di gerinda dan di asah hingga tajam. Setelah itu, Piringan dan
mata pisau digabung dengan menggunakan mur dan baut serta ring, kemudian
diatur kemiringan dengan melihat lubang pada piringan. Berdasarkan hasil uji pisau
yang telah dilakukan di dapatkan perbedaan pada setiap kecepatan. Hubungan
kecepatan pada setiap uji kinerja didapatkan adanya pengaruh nyata pada kapasitas
kerja dan efisiensi daya, sedangkan tidak adanya pengaruh nyata yaitu pada
ketebalan irisan, berat irisan dan kebisingan. Menurut kualitas hasil irisan yang baik
yaitu berada pada rpm 500, karena persentase hasil irisan utuh yaitu 66,6%.
Kematengan tempe juga berpengaruh pada uji mata pisau. Tempe yang belum
mateng akan lebih mudah hancur dan tempe yang terlalu mateng akan mudah hancur juga, sehingga diperlukan tempe yang tingkat kematengannya sempurna
yaitu setelah tempe di fermentasi selama 1 x 24 jam. Selain itu, faktor dorongan
atau tekanan manual dari operator pada saat mengiris juga dapat mempengaruhi
tingkat keutuhan irisan pada tempe.