Strategi Pengembangan Lahan Untuk Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Berdasarkan Sumberdaya Alam di Kabupaten Jember
Abstract
Tanaman Okra merupakan jenis tanaman yang dibudidayakan pada iklim tropis dan sub-tropis. Tanaman Okra ini memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai pencegahan diabetes, menurunkan kadar kolestrol, dan kaya akan vitamin. Di Indonesia sendiri budidaya tanaman Okra masih jarang dilakukan. Sementara permintaan pasar untuk tanaman Okra meningkat namun, produksi tanaman Okra rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kesesuaian lahan tanaman Okra berdasarkan potensi sumberdaya alam yang dimiliki di Kabupaten Jember untuk meningkatkan produktivitas. Metode yang digunakan adalah analisis SWOT dengan menganalisis karakteristik lahan berupa curah hujan, suhu udara, pH tanah, kedalaman tanah, tekstur tanah, c-organik, kapasitas tukar kation (KTK), nitrogen (N), kalium (K), fosfor (P), kemiringan lereng yang digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan yang dilanjutkan dengan metode matching untuk mengetahui bobot setelahnya dilakukan perhitungan IFAS dan EFAS agar diketahui letak kuadran pada setiap kecamatan di Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik yang berada pada kelas S1 (sangat sesuai) yaitu suhu udara, tekstur, c-organik, KTK, pada kelas S2 (cukup sesuai) yaitu curah hujan, kedalaman tanah, pH tanah, fosfor, pada kelas S3 (sesuai marjinal) yaitu nitrogen, kalium, pada kelas N (tidak sesuai) yaitu kemiringan lereng. Pada perhitungan strategi IFAS dan EFAS diketahui bahwa 27 kecamatan berada pada kuadran I, 2 kecamatan (Ambulu dan Patrang) berada pada kuadran II, dan 2 kecamatan (Balung dan Sumberbaru) berada pada kuadran III. Karakteristik yang perlu diperbaiki yaitu suhu udara, curah hujan, c-organik, KTK, tekstur tanah, fosfor, kemiringan lereng, dan kedalaman tanah. Kesimpulan yang didapatkan bahwa strategi perbaikan suhu udara dengan pembuatan bedengan, curah hujan dengan penyiraman, c-organik, KTK, tekstur tanah, fosfor dengan pupuk padat atau pupuk organik, kemiringan lereng dengan terasering, dan kedalaman tanah dengan pembuatan plot-plot pada penanaman tanaman Okra.