Komparasi Algoritma Random Forest dan Cart pada Google Earth Engine untuk Klasifikasi Tutupan Lahan Lumajang
Abstract
Tutupan lahan adalah kenampakan geografis dari permukaan bumi. Tutupan
lahan dapat disusun dengan interpretasi citra satelit. Ketersediaan citra Sentinel 2
dapat menghasilkan peta untuk mengklasifikasikan jenis – jenis tutupan lahan lahan
yang ada pada suatu wilayah. Dalam proses klasifikasi tutupan lahan dapat
mengunakan algoritma machine learning. Algoritma machine learning yang sering
untuk digunakan adalah algoritma Random Forest dan CART (Clasification and
Regresion Tree). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan nilai akurasi
algortma machine learning untuk klasifikasi tutupan lahan.
Citra Sentinel 2 waktu perekaman Januari 2021 – April 2023 di seleksi citra
yang memiliki tutupan awan paling sedikit. Diolah dan diinterpretasikan untuk
menghasilkan peta tutupan lahan. Wilayah penelitian mencakup Kabupaten
Lumajang Jawa Timur. Tahapan pengolahan citra terdari dari seleksi citra, cloud
mask, dan klasifikasi dari dua metode kemudian membandingkan nilai klasifikasi
dalam penelitian ini. Kedua klasifikasi tersebut dilakukan pada platform Google
Earth Engine. Uji akurasi dilakukan mengunakan matriks konfusi untuk mencari
nilai akurasi kappa dan overall. Terdapat tujuh kelas tutupan lahan yang
diidentifikasi, yaitu (1) badan air, (2) vegetasi, (3) lahan terbangun, (4) lahan
kosong, (5) tegalan, (6) sawah, (8) pasir, dan (9) awan.
Hasil perbandingan menunjukan bahwa hasil klasifikasi Random Forest
dapat merepresentasikan jenis tutupan lahan yang ada di lapangan dengan lebih baik
dibanding klasifikasi CART. Pada matriks konfusi klasifikasi CART, diketahui
bahwa banyak kesalahan pada kelas vegetasi dan tegalan. Piksel kelas vegetasi
banyak yang terklasifikasi ke dalam kelas tegalan dan sebaliknya. Nilai akurasi
Kappa yang di hasilkan kasifikasi Random Forest yaitu 87,30%. Sedangkan untuk
klasifikasi CART nilai Kappa yang di hasilkan yaitu 76,60%.. Sehingga dapat disimpulkan bahwa klasifikasi Random Forest dapat memberi hasil peta yang lebih
akurat.