Modifikasi MOCAF (Modified Cassava Flour) Melalui Metode Autoclaving-cooling Berdasarkan Perbedaan Siklus
Abstract
MOCAF (Modified Cassava Flour) dibuat dengan prinsip utama
memodifikasi pati singkong dengan perlakuan fermentasi selama 12-72 jam.
MOCAF telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu
dalam pengolahan pangan. MOCAF memiliki keunggulan, diantaranya lebih putih
dan cita rasa ubi kayu yang dapat ditutupi. Namun, pemanfaatan MOCAF pada
pengolahan pangan masih terdapat kendala, yaitu kelarutan dan daya kembang
dalam pembentukan adonan rendah. Hal tersebut dikarenakan bagian pati alami
MOCAF tidak termodifikasi sempurna. Peningkatan kesempurnaan modifikasi
MOCAF melalui metode autoclaving-cooling diharapkan mampu memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan fungsionalnya. Keberhasilan modifikasi MOCAF dengan
teknik autoclaving-cooling dipengaruhi oleh kadar air, kadar amilosa, dan kondisi
autoclaving-cooling (suhu, waktu, dan siklus). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pengendalian siklus autoclaving-cooling terhadap
rendemen, sifat fisik, kimia, dan fungsional MOCAF dengan memberikan kontrol
terhadap siklus autoclaving-cooling. Siklus yang dimaksud yakni jumlah
perlakuan pada suhu 121oC selama 15 menit dalam autoklaf kemudian
didinginkan ke dalam refrigerator terhadap MOCAF. Kelebihan penggunaan
metode autoclaving-cooling yaitu aman diterapkan karena tidak menggunakan
reagen kimia atau menghasilkan residu kimia.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal
yakni siklus autoclaving-cooling. Siklus yang digunakan untuk memodifikasi
MOCAF yakni 1, 2, dan 3 siklus autoclaving-cooling. Parameter uji pada
penelitian ini diantaranya rendemen, derajat putih, kadar air, sineresis, swelling
power, kelarutan, WHC (Water Holding Capacity), OHC (Oil Holding Capacity),dan uji efektivitas. Data hasil uji dianalisis dengan metode ANOVA (Analysis of
Variance) pada taraf uji 5 (%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siklus autoclaving-cooling dalam
modifikasi MOCAF berpengaruh terhadap rendemen, derajat putih, kadar air,
WHC, OHC, swelling power, kelarutan, dan sineresis MOCAF yang dihasilkan.
Peningkatan siklus autoclaving-cooling dapat menurunkan nilai rendemen, derajat
putih, kadar air, dan swelling power, namun dapat meningkatkan nilai WHC,
OHC, kelarutan, dan sineresis. Perlakuan 2 siklus autoclaving-cooling adalah
teknik modifikasi MOCAF terbaik, dengan nilai derajat putih 86, kadar air 9,37
(%), rendemen basis basah dan kering 22,95 (%) dan 92,17 (%), swelling power
11,39 (g/g), kelarutan 10,61 (%), WHC (Water Holding Capacity) 236,65 (%),
OHC (Oil Holding Capacity) 120,55 (%), dan sineresis selama waktu
penyimpanan 24, 48, 72, 96, dan 120 jam secara berturut-turut yaitu 0,75 (%),
0,72 (%), 0,33 (%), 0,24 (%), 0,36 (%).